Rabu, 15 November 2023

Haul Solo 2023

 Rangkaian Acara Haul Solo 2023


Rauhah (1-3 November 2023) setelah Asar


Haul Solo akan dimulai dengan rangkaian kegiatan rauhah yang dijadwalkan berlangsung dari tanggal 1 hingga 3 November 2023, sesaat setelah salat asar.


 Rauhah adalah waktu di mana jemaah berkumpul untuk berzikir, berdoa, dan merenungkan kebesaran Allah SWT, sambil mengenang Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi. Ini adalah saat yang penuh ketenangan di mana jemaah mencari kedamaian batin dan mendekatkan diri kepada Allah.


Rangkaian Acara Haul Solo 2023


Rauhah (1-3 November 2023) setelah Asar


Haul Solo akan dimulai dengan rangkaian kegiatan rauhah yang dijadwalkan berlangsung dari tanggal 1 hingga 3 November 2023, sesaat setelah salat asar. Rauhah adalah waktu di mana jemaah berkumpul untuk berzikir, berdoa, dan merenungkan kebesaran Allah SWT, sambil mengenang Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi. Ini adalah saat yang penuh ketenangan di mana jemaah mencari kedamaian batin dan mendekatkan diri kepada Allah.



Haul Solo disiarkan secara rally oleh Suara Nabawiy binaan Habib Taufiq bin Abdul Qadir Assegaf Pasuruan .


Rauhah pertama Habib Anis bin Hasan Anis al Habsyi dan Habib Ahmad bin Muhammad al Habsyi tentang Sirah Nabawiyah.


Hari kedua yang dihadiri Habib Syech bin Abdul Qadir  Aseggaf ngaji Kitab Ihya Ulimiddin bersama Habib Alwi bin Ali bin Alwi bin Ali bin Muh Husein al Habsyi (Alwi Kuadrat) .


Puncak Haul akan terjadi pada 4.5 Nopember pada Hari Jumat (3/11) . Rombongan dari Jakarta dari semalam baru pagi ini bisa disapu bersih dengan Kereta Api Bangawan yang berangkat dari Pasar Senin.


Habib Jindan akan mengisi khutbah Jumat di masjid Al Ziyad, masjid yg hanya dipergunakan untuk acara besar (penting).


Haul (4 November 2023) pukul 09.00 WIB


Pada 4 November 2023 menjadi acara puncak perayaan Haul Solo, di mana ribuan jemaah berkumpul di Masjdi Riyadh ntuk mengenang dan merayakan kehidupan serta warisan spiritual yang ditinggalkan oleh Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi. Dalam acara ini, akan diadakan berbagai kegiatan seperti pembacaan doa, khutbah, dan pengajian agama yang dipimpin oleh ulama terkemuka.


Maulid (5 November 2023) setelah Subuh


Jadwal dan rangkaian acara Haul Solo 2023 ditutup dengan Maulid pada 5 November 2023 setelah salat subuh.


Maulid adalah saat di mana jemaah membaca dan merenungkan kisah dan kehidupan Nabi Muhammad SAW, yang merupakan sumber inspirasi utama bagi Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi. Maulid adalah bentuk penghormatan kepada Nabi dan cara untuk mendekatkan diri kepada-Nya. (***) Aji Setiawan

 


Puncak Haul dan Maulud ditutup Dengan Ziarah Bersama

 

Solo-Jamaah Maulid Subuh  sudah berangkat sejak pukul 03.00 WIB agar dapat menghadiri Haul lebih pagi.

"Kemarin sudah ikut, terus hari ini ikut lagi. Kalau mau dapat depan itu berangkat jam 03.00 WIB, subuh bisa tapi harus nyelip-nyelip ke depan," kata salah satu janaah, Minggu (5/11/2023).

Hingga pukul 06.00 WIB, masih banyak jemaah berdatangan dan memilih untuk duduk di gang-gang kecil. Beberapa mobil pun memilih parkir di ruas jalan karena kantong parkir sudah penuh.

 

Acara puncak dari Hsul digelar padahari Ahad (5/11).  Seperti tahun sebelumnya bisa di atas ratusan ribu orang.

 

Ahad pagi selepas Subuh digelar Maulid.Acara yang dipimpin oleh Habib Hasan Anis bin Alwi bin Ali bin Muh Husein al Habsyi dilanjutkan  dibaca secara estafet oleh para habaib yang hadir. 

Habib Alwi bin Ali bin Alwi bin Ali bin Muh Husein al Habsyi (Habib Alwi Kuadrat) membacakan Qasidah Habib Ali bin Muh Husein al Habsyi di sela sela pembacaan Maulid dengan suara merdu.

Lepas sambutan dari Sohubul Bait, Habib Hasan Anis disambung ceramah oleh Habib Taufiq bin AbdulKadir Assegaf, Ketua DPP Rabithah Alawiyah yang  mengajak jamaah untuk berpegang teguh dalam tali thoriqoh alawiyah yang kokoh.

Habib Taufiq mengajak jamaah untuk mencintai Nabi Kuhammad SAW dan meneladani Habib Ali Muh Husein al Habsyi.

Habib Taufiq Bin Abdul Qodir Assegaf dengan suara  lantang 

berpesan,"Ya Ikwaniy...

Kita Perlu Pertanyakan Seberapa Besar Cita Cita Kita Untuk  Bisa Mengenal Dan dekat Dengan Sang Nabi ﷺ Kemudian Apa Yang Kita Harapkan Selama Didunia ini, Kalau Kita Cuma Harapkan Harta Dunia, Maka Harta Dan Dunia Pun Diberikan Kepada Musuh Musuh Allah, Tidaklah Kita Punya Harapan Kecuali Untuk Dekat Dengan Sang Nabi  ﷺ Dan Masuk Didalam Golongan Perkumpulan Nabi ﷺ Dan Tidak Ada Zaman Yang Lebih istimewa dari pada zaman Sang Nabi ﷺ...


"Ketika Wafatnya Rasulullah ﷺ Sayyidina Billa Meminta Izin Kepada Sayyidina Abu Bakar As Shidiq Untuk Meninggalkan Kota Madinah, Karena Beliau Tidak Sanggup Hidup Dikota Madinah Setelah Wafatnya Sang Nabi ﷺ, Karena ketika Sayyidna Billal Mengkumandakan Adzan Rasul Kemudian Keluar Dari Rumahnya Untuk Segera Kemasjid Melakukan Sholat, Namun Sekarang Sang Nabi Telah Wafat, Bilal Tidak Sanggup Menahan Kerinduan Akan Suasana Itu, Karena Sahabat Abu bakar Mengetahui Perasaanya Maka Beliau Mengizinkan Bilal Untuk Pergi Dari Kota Madinah Dan Tinggal Di Negeri Syam...," sambung Habib Taufiq.


"Satu Tahun Sayyidina Bilal Tinggal Di Syam, Beliau Didatangi Sang Nabi ﷺ Di Dalam Mimpinya Kemudian Nabi Berkata; " Wahai Bilal Sampai Kapan Engkau Menjauh Dariku..."

Setelah Bangun Tidur, Bilal Pun Menangis Dan Langsung Pergi Ke Makam Nabi ﷺ Untuk Berziarah Sesampainya Di Makam Nabi ﷺ Bilal Menangis Dan Memeluk Makam Rasulullah ﷺ Hingga Kemudian Datanglah Sayyidina Abu Bakar As Shidiq Sambil Berkata; Bangunlah Wahai Bilal..." Kisah Habib Taufiq.


Melihat Kedatangan Sayyidina Abu Bakar Bilal Pun Berdiri Dan Memeluk Sayyidina Abu Bakar Sahabat Rasulullah Yang Selalu Berjalan Dan Hidup Bersama Rasulullah ﷺ...


"Kemudian Datanglah Waktu Sholat Di Madinah, Para Sahabat Meminta Sayyidina Bilal Untuk Mengkumandangkan Adzan Seperti Zaman Rasulullah ﷺ

Hidup, Namun Bilal Bin Rabbah Menolak Perintah Itu Karena Beliau Tidak Sanggup Menahan Kerinduan Akan Baginda Nabi ﷺ, Dan Kemudian Datanglah Cucu Rasulullah ﷺ Dan Menghampiri Bilal Dan Dicium Keduanya Sayyidian Hasan Dan Sayyidina Husein,

Lalu Kemudian Sayyidina Hasan Dan Husein Meminta Kepada Bilal Bin Rabbah Untuk Adzan, Seperti Adzan Dijaman Kakenya Dulu, Maka Sayyidina Bilal Bin Rabbah Berkata; Aku Masih Bisa Menolak Permintaan Sahabat Abu Bakar Dan Umar, Tapi Kalau Yang Meminta Adzan Cucu Rasulullah Saya Akan Turutinya Karena Jika Saya Tidak Dituruti Saya Khwatir Kelak Kakeknya Beliau Tidak Menuruti Permintaanku Kelak Di Akherat...


Adzanlah Bilal Bin Rabbah, Ketika Dikumandangkan Adzan Mereka Orang Orang Madinah Pun Kaget Dan Menangis Sambil Berkata " Rasulullah Muhammad Hidup Lagi.." 

Lalu Mereka Berbondong Dan Segera Datang Ke Masjid Meninggalkan Aktivitas Mereka... 

Hingga Riwayat Menyebutkan Bahwa Tidak Ada Air Mata Yang Berderai Setelah Wafatnya Rasulullah ﷺ Kecuali Setelah Billal Bin Rabbah Mengkumandangkan Adzan Setelah Wafatnya Rasul ﷺ...


Ya Ikhwaniy...

Inilah Yang Dinamakan Cinta, Inilah Yang Dinamakan Rindu

Lalu, Apa Yang Yang Ada Di Hati Kita, Mana Kerinduan Kita Kepada Beliau Tidaklah Kita Punya Cita Cita Yang Mulia Kecuali Dikumpulakan Bersama Rasul ﷺ...

Karena Itu Tanamkan Kepada Keluarga Kerabat Kita,

Tanamkan Di Hati Bahwa Tidak Ada Yang Mulia Kecuali Kemuliaan Baginda Nabi MUHAMMAD ﷺ...


Terakhir Habib Taufiq .enerjemahkan Doa Habib Ali al Al Habsyi,"Ya Allah, Sambungkan Kami Dengan Nabi Di Dalam Sambungan Yang Tak Pernah Terputus,Lekatkanlah Kami Dengan Samg Nabi Di Dalam Lekatan Yang Tak Pernah Terlepas...

Ya Allah, Jangan Putuskan Hubungan Kami Dengan Nabi dari dunia ini sampai Akherat Kelak...Aminn... ya rabbal Allamin...," pungkas Habib Taufiq.


Lepas acara Maulid selesai,Habib Hasan Anis bin Alwi al Habsyi menutup dengan doa Maulid.

 

Haul ke-112 Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi berlangsung sangat hidmat, semarak dan meriah.

Jamaah terus membludak, hilir mudik di barisan luar sekitar Ar Riyadh karena Puncak Haul Shohibul Maulud Simthud Durar ini diakhiri dengan ziarah ke makam auliya Solo di Qubah makam yakni makam Habib Alwi bin Ali, makam Habib Anis bin Alwi al Habsyi, makam Habib Ahmad bin Alwi dan Habib Ali bin Alwi bin Ali al Habsyi(ayah Habib Alwi Kuadrat). Doa ziarah dipimpin oleh.Habib Hasan Anis bin Alwi bin Ali bin Muh Husein al Habsyi dan Habib Soleh Al Hamid.

Seluruh rangkaian Haul Solo setelah ziarah kebanyakan sebagian jamaah sudah bersiap pulang. Dalam rangkaian Haul Solo ini,  para jemaah, dijamu dengan aneka makanan khas Timur Tengah oleh para panitia.

 

Maulid dan Haul ini memperingati wafatnya Habib Ali bin Muhammad Alhabsyi (kakek dari habib Muhammad Anis bin Alwi bin Ali bin Muhammad Alhabsyi). Habib Ali dimakamkan di Yaman. Tapi peringatan wafatnya dilakukan sejak zaman habib Muhammad Anis (cucu habib Ali). Kalau habib Muhammad Anis dimakamkan di pelataran masjid Riyadh Pasarkliwon. Demikian pula habib Alwi (ayah dari habib Muhammad Anis) dimakamkan bersebelahan dengan makam habib Muhammad Anis. Adapun habib Ali, dikenal dengan ciptaannya yaitu kitab Simtudh Dhiror, dimana kitab ini sering kita baca dalam acara sholawatan, yg isinya menceritakan sejarah kehidupan Muhammad Rasulullah SAW, dgn berbagai perilaku beliau yg menjadi teladan kita. Adapun peserta Haul di Solo ini dari berbagai wilayah di Indonesia, bahkan dari luar negeri, seperti negara tetangga (Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam) dan sering kedatangan pula tamu-tamu dari Yaman.

Habib Luthfy bin Hasyim bin Yahya , Presiden Sufi Se’dunia dari Pekalongan juga hadir di acara yang sangat penuh dengan pengunjung ini. Selain hadir Haul wal Maulid di Gurawan, Habib Luthfy mengisi pengajian akbar ahad malam  yang  digelar di Ponpes Az-Zayadiyy Solo. Ponpes Az-Zayadiyy merupakan salah satu pesantren yang ada di Solo.

Ponpes ini diasuh oleh KH Abdul Karim yang selama ini dikenal sebagai guru ngaji Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Pengajian Akbar ini digelar dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW dan Haul KH Ahmad Zayadi Notokartono yang ke-23, Haul Ibu Hj Fatimah Notokartono yang ke-49 serta tasyakuran khitanan massal.

Pengajian diihadiri Maulana Al-Habib Luthfi bin Yahya. Al-Habib Ali Zainal Abidin bin Segaf Assegaf beserta Az Zahir , Al-Habib Muhammad bin Husein Al-Habsyi.


(***) Aji Setiawan

Simpedes BRI 372001029009535

 

Opini

 Melangkahi Tahun 2024,  Resesi Global dan Harapan Baru


Krisis global dan berbagai konflik dunia serta pernak pernik dampak iklim global ditambah menguatnya mata uang dolar AS ,  kondisi ini akan berlangsung dalam jangka waktu yang panjang.


Harapan pada sepanjang pemilu, serta pemerintahan pascahasil pemilihan presiden 2024 adalah bentangan permasalahan ekonomi serius.

 

Bagaimana tidak serius, beban defisit dan hutang bejibun ini akan  menimbulkan potensi krisis keuangan.


Sittuasi ekonomi saat ini tidak dalam kondisi yang baik. Sebab, ancaman krisis masih ada, terutama yang diperkirakan akan berlanjut hingga pertengahan 2024.

 

Saat ini, masuknya modal asing telah menurun, cadangan devisa (cadev) terus menyusut akibat langkah moneter untuk menahan pelemahan rupiah, dan kemampuan fiskal pemerintah dianggap kurang memadai.


Ditambah krisis pangan dan energi masih terus melanda dunia dan nilai tukar rupiah semakin melemah, maka kemungkinan tidak ada pilihan selain mengambil utang, terlepas dari siapa pun presidennya. Berharap investor modal asing membiayai pembangunan juga kurang menggembirakan karena investor banyak hengkang dari bursa saham. 

 

Transaksi finansial seperti investasi langsung, portofolio, dan investasi lainnya selama bertahun-tahun terakhir terutama sejak munculnya Pandemi pada 2022. Transaksi finansial mulai defisit untuk pertama kalinya sejak 2009, dengan jumlah mencapai USD8,33 miliar, menjadi rekor defisit terbesar dalam dua dekade terakhir.

 

Pada kuartal II-2023, investasi portofolio yang keluar Indonesia terus berlanjut, mencapai USD8,47 miliar. Investasi lainnya selama semester I-2023 juga defisit sebesar USD9,02 miliar, melanjutkan tren defisit pada 2022 yang mencapai USD14,72 miliar.

 

Merujuk pada perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah Bank Indonesia, tercatat aliran modal asing pada minggu ke-IV Oktober 2023, berdasarkan data transaksi 23-26 Oktober 2023, investor asing di pasar keuangan domestik tercatat beli neto Rp1,04 triliun terdiri dari beli neto Rp2,18 triliun di pasar SBN, jual neto Rp2,57 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp1,44 triliun di SRBI.

 

Selama 2023, berdasarkan data setelmen sampai dengna 26 Oktober 2023, asing membeli neto Rp47,14 triliun di pasar SBN, jual neto Rp11,11 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp11,80 triliun di SRBI.


Angka cadangan devisa sudah mulai kritis


Menurut laporan BI, cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2023 mencapai USD134,9 miliar, setara dengan Rp2.117,93 triliun.

 

Angka ini turun dibandingkan dengan cadangan devisa pada akhir Agustus 2023 yang mencapai USD137,1 miliar, setara dengan Rp 2.152,47 triliun.

Cadev Indonesia pada September 2023 hanya mencapai USD128 miliar, dan merupakan posisi terendah dalam tujuh tahun terakhir. Sebab, pada Agustus 2021, IMF memberikan Special Drawing Rights (SDR) sebesar USD4,46 miliar SDR, setara dengan USD6,5 miliar.

 

Pemberian SDR oleh IMF ini, tidak terkait dengan kinerja transaksi internasional yang biasa, tetapi secara akuntansi dicatat sebagai utang BI kepada IMF dan masuk dalam statistik Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia.

 

Pekemahan  nilai tukar rupiah yang mendekati Rp16 ribu per USD, merupakan hal yang terjadi bersamaan dengan pelemahan mata uang di negara-negara lain.

 

Namun, pelemahan rupiah bisa berdampak pada kelompok masyarakat bawah terkait dengan penurunan daya beli, akan produk-produk berbahan baku impor yang naik harganya.

 

Risikonya, apabila harga-harga naik, bisa merambat pada inflasi volatile food, meski masih terkendali yakni 3-5%.


Tentu gambaran ekonomi global yang sedang tidak baik baik saja perlu dilewati jalan terjal ekonomi bangsa kita dengan berbagai langkah yang mestinya berpihak dengan hajat hidup orang banyak.

Ketika bicara krisis pangan, energi, bahkan keuangan kenapa upaya untuk kembali  menswasembadakan pangan, kedaulatan energi bahkan berdaulat secara ekonomi (daulat rakyat) mestinya menjadi upaya ekstra kerja keras, merubah tantangan bangsa ini dengan harapan baru untuk menatap masa depan.

Kita tidak perlu bermimpi lagi untuk menghadapi masa berat yang tampak di hari-hari sekarang.

Bangkit dari keterpurukan untuk memulai kembali memenuhi hajat hidup orang  banyak (hampir 280 juta penduduk Indonesia).

Tren migrasi penduduk global adalah perpindahan penduduk dari daerah miskin pangan , energi dan keuangan ke daerah baru yang energi pangannya melimpah, tanahnya subur, sumber air, tanah, udara  bersih dan sehat tersedia, ekologi, lingkungan pembangunan kawasan dll.Soal membangun kawasan baru itu dengan konsep pembangunan berkelanjutan masih menjadi 17 tema tren global baik di lembaga keuangan global (IMF, Word Bank dll) saat ini.

Tentu PR besar bergelanyut akan perjalanan bangsa ini paska pemilu. Upaya besar untuk merawat , memperbaiki, membangun kembali sekaligus siap bersaing di kancah global (go internsional) membuat rehat sebentar saat masa pemilu dan paska pemilu dilalui dengan damai dan sewajarnya saja.

Di kalangan terbawah dan masyarakat miskin pinggiran masih ada sekitar 16% penduduk yang tersebar di 16.000-21.000 desa ini perlu penanganan khusus dari efek bonus demografi untuk dikelola.Dimana bukan saja soal kesehatan, pendidikan , tenaga kerja saja yang menjadi biang dari kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan(3K) yang mengancam setiap waktu.

Penyiapan mengelola SDM berkualitas menjadi penting agar produk SDM unggul ini nantinya membuka dan menciptakan lapangan kerja baru, menumbuhkan jiwa entrerpreneurship (jiwa pedagang) sehingga kalangan menengah ke bawah yang jumlahnya hampir 60% itu tetap menjadi tulang punggung ekonomi kerakyatan ?UMKM) yang tangguh. Ini perlu uluran semua pihak (pendampingan, bantuan permodalan,  penguatan manajerial dan branding produk) untuk menyambung kesinambungan dan keberlangsungan ekonomi sekaligus siap bersaing di tengah ketidakpastian global. (***) Aji Setiawan , penulis tinggal di Purbalingga


Simpedes BRI 372001029009535

Aksi Sejuta Ummat Dukung Palestina

 Aksi Sejuta Ummat MUI Dukung Palestina


Jakarta-Aksi massa jutaan umat Muslim Indonesia -yang diprakarsai Majelis Ulama Indonesia (MUI)- media awal Nopember 2023  diklaim didorong solidaritas, meski diwarnai juga dengan sorakan dan umpatan pada pejabat pemerintah.


Para petinggi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI turut hadir dan berpidato, termasuk pimpinan Front Pembela Islam, Rizieq Shihab, melalui telepon dari tempat pelariannya setelah dicari polisi terkait kasus dugaan penyebaran konten pornografi.


GNPF MUI berulang kali berunjuk rasa menentang Basuki Tjahaja Purnama pada Pilkada DKI Jakarta 2017 dengan mobilisasi massa terakhir yang mereka gelar adalah Reuni Alumni 212 pada awal Desember.



Kali ini, walaupun bertajuk solidaritas untuk Palestina, nuansa politik dalam negeri tampak dalam aksi tersebut, antara lain lewat sorak-sorai ejekan kepada Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, saat memaparkan hasil keikutsertaan Presiden Joko Widodo pada pertemuan KTT Luar Biasa Organisasi Konferensi Islam, OKI, di Turki, pekan lalu.


"Sudah turun, nanti capek, Pak. Dukung LGBT (lesbian, gay, biseksual, transgender) saja," kata beberapa orang dari massa. "Huu... Suruh pulang saja, ngapain di sini," teriak kelompok lainnya.


Selain Lukman, unjuk rasa juga dihadiri Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, serta dua pimpinan DPR, Fadli Zon dan Fahri Hamzah.


Sementara Ketua MUI, Ma'ruf Amin, yang juga datang dalam acara itu mengajak massa untuk memboikot AS jika tidak mencabut pengakuan Yerusalem sebagai ibukota Israel.


"Saya tanya, Kalau Donald Trump tidak mau juga mencabut bagaimana? Boikot?" tanya Ma'ruf pada massa. "Boikot Amerika," jawab ribuan orang yang ada di Monas itu.


Jimly Asshiddiqie menyebut solidaritas untuk Palestina harus ditunjukkan beragam elemen masyarakat agar isu itu tidak dimonopoli kelompok tertentu.


Bagaimanapun Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia, Jimly Asshiddiqie, menyebut 'Aksi Bela Palestina' tidak dapat dilepaskan dari populisme Islam yang muncul sejak Pilkada DKI.


"Alumni 212 seakan mempelihara momentum. Sekarang mereka juga memanfaatkan isu Palestina," kata Jimly kepada BBC Indonesia.


Menurut Jimly, isu Yerusalem-Palestina berpotensi diarahkan untuk kepentingan politik dalam negeri namun pada saat bersamaan dia sebenarnya mengharapkan agar isu Palestina tetap disuarakan dalam konteks kemanusiaan dan kebangsaan.


"Ini saat yang tepat untuk melenturkan ketegangan akibat political divide (perpecahan politik), asalkan ditopang seluruh elemen bangsa," kata Jimly.


Sebelum aksi di Monas ini, para tokoh lintas iman yang mewakili organisasi keagamaan sudah berkumpul pada Jumat (15/06) di kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Jakarta untuk mengeluarkan kecaman bersama kepada AS terkait pengakuan Yerusalem sebagai ibukota Israel.


Ketua Presidium Konferensi Waligereja Indonesia, Mgr Ignatius Suharyo, menyebut umat Katolik secara kolektif selalu mendoakan penyelesaian terbaik isu Israel-Palestina dengan menegaskan persoalan Palestina merupakan isu kemanusiaan dan bukan agama.


"Orang Katolik tentu ikut dengan sikap yang dipikirkan, dikatakan, dan dinyatakan oleh Paus Fransiskus. Paus mengakui negara Palestina secara eksplisit," kata Suharyo.


Sementara pada 7 Desember lalu, Ketua Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, Pendeta Henriette Tabita Lebang mendorong penyelesaian damai dalam isu Palestina menanggapi keputusan kontroversial Trump.


"Pengakuan ini akan memicu eskalasi konflik, baik di Timur Tengah maupun di negara-negara lain," kata Henriette dalam keterangan tertulis.


Sedangkan Perwakilan Umat Budha Indonesia, Perisada Hindu Dharma Indonesia, dan Majelis Tinggi agama Khonghucu Indonesia juga menyatakan hal serupa.


Meski sebagian besar kelompok menyebut isu Palestina bukan persoalan keagamaan, Jimly justru mendorong pemerintah Indonesia memprakarsai konferensi internasional yang melibatkan para tokoh lintas agama: Yahudi, Protestan dan Katolik, serta Islam.


Melalui konferensi itu, menurut Jimly, pemerintah Indonesia dapat bersumbangsih nyata bagi Palestina di luar jalur diplomasi.


"Indonesia harus ambil inisiatif. Penyelesaiannya tidak bisa politik saja tapi juga agama karena Palestina punya sejarah keagamaan," kata Jimly.




Dalam pertemuan KTT Luar Biasa  di Turki, negara-negara anggota OKI mendesak dunia untuk menyatakan Yerusalem sebagai ibukota Palestina.


Rabu lalu, KTT Luar Biasa OKI di Turki -yang juga dihadiri oleh Presiden Joko Widodo- mengecam keputusan AS soal Yerusalem dan mendesak agar dunia mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Palestina.


Bagaimanapun beberapa negara penting di kawasan Timur Tengah -seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Mesir- tidak mengirimkan pemimpinnya ke KTT di Istanbul tersebut.


Meski dikecam oleh banyak negara dan sejumlah aksi unjuk rasa marak di berbagai tempat, pemerintah Amerika Serikat tetap tidak bergeming dan banyak pihak yang menanti kunjungan Wakil Presiden AS, Mike Pence, ke Timur Tengah, termasuk Israel.


Kunjungan itu -yang sudah direncanakan beberapa waktu lalu- tampaknya kini dilihat sebagai 'berwajah satu sisi' saja setelah Presiden Donald Trump menyatakan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.


Sementara itu Dewan Keamanan Perserikatan-Bangsa dilaporkan akan menerbitkan resolusi yang menyatakan perubahan status Yerusalem secara sepihak adalah ilegal, namun AS memiliki hak veto untuk membatalkan kesepakatan 14 anggota DK PBB lainnya. (****) Aji Setiawan

Palestina

Freedom Palestine!!!

Sejarah Panjang Negeri Palestina


Pasca pembubaran Kesultanan Utsmaniyah setelah Perang Dunia I, negara-negara Eropa yang menang membagi banyak wilayah komponennya menjadi negara-negara yang baru dibentuk di bawah mandat Liga Bangsa-Bangsa sesuai dengan kesepakatan yang telah dicapai dengan pihak berkepentingan lainnya.


Di Timur Tengah, Suriah (termasuk wilayah Lebanon bermayoritas Kristen sebagai wilayah otonom Utsmaniyah dan daerah sekitarnya yang menjadi Republik Lebanon) berada di bawah kendali Prancis, sementara Mesopotamia dan Palestina diberikan kepada Inggris.


Sebagian besar dari negara-negara ini mencapai kemerdekaan selama tiga dekade berikutnya tanpa kesulitan besar, meskipun di beberapa rezim, warisan kolonial berlanjut melalui pemberian hak eksklusif untuk memasarkan/memproduksi minyak dan mempertahankan pasukan untuk mempertahankannya. 


Palestina dan Israel memang diketahui memiliki hubungan yang tak harmonis.Konflik antara Israel dan Palestina dilatarbelakangi oleh Klaim kedua bangsa tersebut atas wilayah yang sama, yakni Palestina. Maka dari itu, kedua belah pihak sejak lama berperang untuk memperebutkan wilayah ini.


Palestina tetap bermasalah.Nasionalisme Arab meningkat setelah Perang Dunia II, mungkin mengikuti contoh nasionalisme Eropa.

 Keyakinan Pan-Arabis menyerukan pembentukan satu negara sekuler untuk semua orang Arab.

Selama periode Mandat, banyak rencana pembagian Palestina diusulkan tetapi tanpa persetujuan semua pihak. Pada tahun 1947, Rencana Pembagian untuk Palestina dipilih. Hal ini memicu perang Palestina 1947–1949 dan menyebabkan, pada tahun 1948, pembentukan negara Israel di bagian dari Mandat Palestina ketika Mandat berakhir. 


Jalur Gaza berada di bawah pendudukan Mesir, dan Tepi Barat diperintah oleh Yordania, sebelum kedua wilayah itu diduduki oleh Israel dalam Perang Enam Hari 1967. 


Sejak saat itu muncul usulan untuk mendirikan negara Palestina. Pada tahun 1969, misalnya, Organisasi Pembebasan Palestina mengusulkan pembentukan negara binasional di seluruh bekas wilayah Mandat Inggris.


 Usulan ini ditolak oleh Israel, karena akan sama dengan pembubaran negara Israel. Dasar dari proposal saat ini adalah untuk solusi dua negara di sebagian atau seluruh wilayah Palestina—Jalur Gaza dan Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, yang telah diduduki oleh Israel sejak 1967.


1982, Presiden AS Ronald Reagan menyerukan pembekuan pemukiman dan terus mendukung otonomi penuh Palestina dalam persatuan politik dengan Yordania. Dia juga mengatakan bahwa "Ini adalah posisi Amerika Serikat yang – sebagai imbalan perdamaian – ketentuan penarikan Resolusi 242 berlaku untuk semua front, termasuk Tepi Barat dan Gaza.


Perjanjian Amman 11 Februari 1985, menyatakan bahwa Organisasi Pembebasan Palestina dan Yordania akan mengejar konfederasi yang diusulkan antara negara bagian Yordania dan negara bagian Palestina.


Pada tahun 1988, Raja Hussein membubarkan parlemen Yordania dan melepas klaim Yordania atas Tepi Barat. Organisasi Pembebasan Palestina memikul tanggung jawab sebagai Pemerintahan Sementara Palestina dan sebuah negara merdeka dideklarasikan.



Proses perdamaian


Ada beberapa rencana untuk menjadikan agar negara Palestina benar-benar berdaulat. Banyak rencana yang diusulkan. Beberapa rencana yang lebih menonjol meliputi:


Pendirian negara Palestina dari Jalur Gaza dan Tepi Barat, dengan ibu kotanya di Yerusalem Timur yang menjadikan garis Gencatan Senjata 1949, mungkin dengan sedikit perubahan, menjadi perbatasan de jure permanen. Ide yang lama ini membentuk dasar dari rencana perdamaian yang diajukan oleh Arab Saudi pada Maret 2002, yang diterima oleh Otoritas Palestina dan semua anggota Liga Arab lainnya. Rencana ini menjanjikan, sebagai imbalan penarikan, pengakuan penuh dan hubungan diplomatik penuh dengan Israel oleh dunia Arab. Israel mengklaim pada dasarnya keamanannya akan terancam oleh penarikan penuh karena akan mengembalikan Israel ke kedalaman strategis 10 mil sebelum 1967. 


Rencana tersebut hanya bertopik tentang "penyelesaian yang adil dari masalah pengungsi", tetapi desakan hak Palestina untuk kembali ke wilayah Israel pra-1967 dapat mengakibatkan dua negara Arab, salah satunya (pra-1967 Israel) dengan signifikan minoritas Yahudi, dan wilayah lainnya (Tepi Barat dan Gaza) tanpa orang-orang Yahudi.


Rencana lain yang lebih terbatas, untuk negara Palestina juga telah diajukan pendapat, dengan bagian-bagian wilayah Gaza dan Tepi Barat yang telah diduduki oleh Israel atau mempunyai kepentingan strategis tertentu tetap berada di tangan Israel. Wilayah yang saat ini menjadi bagian dari Israel dapat dialokasikan ke negara Palestina sebagai kompensasi. Status Yerusalem sangat kontroversial.


Sebuah rencana yang diusulkan oleh mantan menteri pariwisata Israel Binyamin Elon, yaitu Rencana Perdamaian Elon. Rencana ini populer di kalangan sayap kanan Israel mendukung perluasan Israel hingga mencapai Sungai Yordan dan "pengakuan dan pengembangan Yordania sebagai Negara Palestina".


RAND telah mengusulkan solusi berjudul "The Arc" di mana Tepi Barat bergabung dengan Gaza dalam busur infrastruktur. Rencana pembangunan mencakup rekomendasi dari perencanaan sipil tingkat rendah hingga reformasi perbankan dan reformasi mata uang.


Rencana lain yang mendapat dukungan adalah di mana Jalur Gaza diberikan kemerdekaan sebagai enklave atau daerah kantong Palestina, dengan bagian Tepi Barat terbagi antara Israel dan Yordania masing-masing. Masalah Yerusalem dapat ditangani oleh administrasi oleh pihak ketiga seperti PBB seperti yang dikemukakan dalam rencana pembagian awal mereka.Pihak yang mengakui entitas Palestina yang terpisah dari Israel.


Ada laporan yang saling bertentangan tentang jumlah negara yang memperluas pengakuan mereka ke Negara Palestina yang diproklamasikan.


Dalam Permintaan Penerimaan Negara Palestina ke UNESCO mulai 12 Mei 1982, beberapa negara Arab dan Afrika memberikan daftar 92 negara yang diduga telah memperpanjang pengakuan tersebut. Dalam dokumen yang sama (Corrigendum 1), diminta agar Austria dihapus dari daftar. Namibia terdaftar walau tidak independen pada saat itu. Daftar ini juga mencakup sejumlah besar negara bagian yang tidak ada lagi selama tahun 1990-an, terutama Republik Demokratik Jerman, Yugoslavia, Cekoslowakia, Yaman Selatan, Republik Rakyat Kamboja (hari ini: Kamboja) dan Zaire (hari ini: Republik Demokratik Kongo). 


Pada tanggal 13 Februari 2008, Menteri Luar Negeri Otoritas Palestina mengumumkan bahwa dia dapat memberikan dokumen untuk pengakuan 67 negara di Negara Palestina yang diproklamirkan.


Negara-negara yang ada yang diketahui telah memperluas pengakuan tersebut mencakup sebagian besar negara Liga Arab, sebagian besar negara Afrika, dan beberapa negara Asia, termasuk Tiongkok dan India.


Banyak negara, termasuk negara-negara Eropa, Amerika Serikat dan Israel mengakui Otoritas Palestina yang didirikan pada tahun 1994, sesuai dengan Persetujuan Damai Oslo, sebagai entitas geopolitik otonom tanpa memperluas pengakuan kepada Negara Palestina yang diproklamasikan pada tahun 1988. Palestina merupakan sebuah negara di Asia Barat yang sampai saat ini belum diakui kedaulatannya. Palestina pernah mendeklarasikan kemerdekaannya pada 15 November 1988.


Sejak Olimpiade Musim Panas 1996, Komite Olimpiade Internasional telah mengakui Komite Olimpiade Palestina dan tim Palestina yang terpisah. Dua atlet track & field, Majdi Abu Marahil dan Ihab Salama, bersaing memperebutkan tim perdana Palestina.


Sejak tahun 1998, badan sepak bola dunia FIFA telah mengakui tim sepak bola nasional Palestina sebagai entitas yang terpisah. Pada tanggal 26 Oktober 2008 Palestina memainkan pertandingan pertamanya, bermain imbang 1-1 melawan Yordania di Tepi Barat.


Pada Desember 2010-Januari 2011 Brasil, Argentina, Chili, Uruguay, Bolivia, dan Paraguay mengakui negara Palestina.


Pada 18 Januari 2011, Rusia menegaskan kembali (pertama kali 1988) dukungan dan pengakuannya terhadap negara Palestina.


Pada Januari 2011, Irlandia meningkatkan delegasi Palestina di Dublin menjadi status sebuah misi.


Pada Juli 2011, Gerakan Solidaritas Sheikh Jarrah mengorganisir pawai protes di Yerusalem Timur, dengan sekitar 3.000 orang berpartisipasi, membawa bendera Palestina dan mengulangi slogan-slogan yang mendukung deklarasi kemerdekaan sepihak oleh Otoritas Palestina.


Per Oktober 2023, 138 dari 193 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa telah mengakui Negara Palestina. Namun, beberapa negara seperti Amerika Serikat, Kanada, Jerman, Prancis, Italia, Jepang, Korea Selatan, dan Britania Raya, tidak mengakui Palestina sebagai sebuah negara.

Palestina setelah menjadi negara anggota UNESCO pada tahun 2011. Pada awalnya, perundingan damai yang telah berlangsung selama dua dekade telah gagal menciptakan perdamaian antara Palestina dan Israel. Kemudian melalui kebijakan unilateral, Palestina mengajukan permohonan keanggotaaan penuh di PBB. Akan tetapi, Amerika Serikat mengancam akan menggunakan hak veto untuk menolak permohonan tersebut. Sehingga Palestina menggunakan tindakan unilateral lainnya untuk mengajukan permohonan keanggotaan penuh di salah satu badan khusus PBB, yaitu UNESCO dan secara resmi menjadi anggota penuh pada oktober 2011. Kemenangan Palestina di UNESCO memberikan beberapa implikasi terhadap pencapaian kepentingan nasional Palestina. Tahun 2012 PBB meningkatkan status Negeri Palestina menjadi negara pengamat.


Secara bilateral, Palestina terus berupaya untuk menggalang pengakuan dari berbagai negara. Hingga 14 September 2015, tercatat 136 negara dari 193 anggota PBB telah mengakui Palestina sebagai negara.

Di Eropa, pengakuan dan dukungan terhadap Palestina pun semakin meningkat. Sebanyak 7 parlemen negara Eropa (Inggris, Irlandia, Spanyol, Perancis, Portugal, Luxemburg, dan Belgia) ditambah Parlemen Uni Eropa telah mengeluarkan mosi rekomendasi kepada pemerintah masing-masing untuk mengakui Negara Palestina. Sebanyak 9 dari 28 negara anggota Uni Eropa juga telah mengakui Negara Palestina (Malta, Siprus, Ceko, Slovakia, Hungaria, Rumania, Bulgaria, Polandia dan Swedia).

Sedangkan pada forum multilateral, pada tanggal 29 November 2012, Palestina resmi disahkan sebagai non-member observer statePBB melalui Resolusi Majelis Umum PBB No. 67/19 (Indonesia sebagai co-sponsor resolusi). Hal ini memiliki arti simbolis sekaligus strategis bagi Palestina, yaitu menunjukkan pengakuan dunia internasional atas statehood Palestina, dan memberikan kesempatan bagi Palestina untuk berperan aktif dalam pelbagai forum PBB, termasuk aktif dalam pemilihan tertentu.

Lebih lanjut, pada tanggal 30 September 2015, bendera Palestina juga secara resmi berkibar di Markas Besar PBB di New York, berkat dukungan mayoritas negara-negara anggota PBB.

Palestina juga merupakan anggota UNESCO sejak tahun 2011, INTERPOL sejak 2017, dan Organisation for the Prohibition of Chemical Weapon (OPCW) sejak Mei 2018.


Tantangan Berat Penyelesaian Konflik Palestina-Israel

Dunia internasional hingga saat ini masih terus mendorong terwujudnya solusi damai antara Palestina dan Israel yang berdasarkan utamanya pada prinsip “two-state solution", sebagaimana telah diterima oleh komunitas internasional dan dimandatkan dalam pelbagai resolusi Majelis Umum (MU) dan Dewan Keamanan (DK) PBB.

Namun berbagai tantangan semakin menghadang perjalanan proses perdamaian diantara keduanya.

Tidak dapat dipungkiri, Israel masih terus mencaplok wilayah Palestina dengan menghancurkan rumah warga Palestina untuk perluasan pembangunan pemukiman (settlement) di Tepi Barat, sekalipun tindakan tersebut ilegal dan bertentangan dengan Resolusi DK PBB No. 2334 (2016).  

Sementara itu, Amerika Serikat (AS) yang dikenal turut aktif dalam proses perdamaian Palestina-Israel, pada masa pemerintahan Presiden Donald Trump ini tidak lagi bertindak sebagai honest broker dalam mengupayakan solusi damai. AS secara unilateral pada tanggal 6 Desember 2017 telah mengumumkan keputusannya untuk mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel, dan telah diikuti dengan pemindahan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Jerusalem tepat pada tanggal 14 Mei 2018 dengan menempati gedung di dalam kompleks Konsulat Jenderal AS di daerah Arnona, Yerusalem Barat. Pengakuan Jerusalem sebagai ibukota Israel dan pemindahan kedutaan tersebut merupakan realisasi salah satu janji kampanye Presiden Donald Trump pada tahun 2016 silam.

Tindakan sepihak AS tersebut sangat menyimpang dari prinsip “two-state solution" dan semangat damai dalam pelbagai resolusi MU dan DK PBB yang dikeluarkan sejak tahun 1948, dan dinilai akan merusak proses perundingan damai di Timur Tengah pada umumnya serta perundingan antara Palestina-Israel pada khususnya, mengingat pengakuan tersebut memberikan keberpihakan bagi Israel dalam melakukan perundingan di masa mendatang vis-a-vis Palestina.

Terlebih lagi, tindakan AS telah mengganggu “status quo" Jerusalem dimana masyarakat internasional dan pelbagai resolusi MU dan DK PBB menegaskan bahwa status dan batas-batas Jerusalem yang diklaim kedua pihak akan menjadi subjek perundingan langsung antara Palestina dan Israel.

Keputusan AS untuk mengakui Jerusalem sebagai ibukota Israel belakangan ini telah meluas ke negara besar lain, yakni Australia yang pada tanggal 15 Desember 2018 telah menyampaikan pengakuan formalnya terhadap Jerusalem Barat sebagai ibukota Israel. Meski memberikan pengakuan tersebut, namun Australia baru akan memindahkan Kedutaan Besar Australia di Tel Aviv setelah status final Jerusalem ditentukan melalui perundingan damai antara Palestina dan Israel.  

Tantangan berat lainnya adalah kebijakan AS untuk menghentikan seluruh bantuannya kepada United Nations on Relief and Works Agency for Palestine Refugees (UNRWA). Pada tahun 2017 AS merupakan donor terbesar UNRWA dengan kontribusi sebesar USD 364 juta. Penghentian bantuan AS mengakibatkan kesulitan besar bagi UNRWA untuk menjalankan program-programnya bagi pengungsi Palestina yang tersebar di Yordania, Lebanon, Suriah, Tepi Barat, dan Gaza. Dampak drastis akan terasa di bidang pendidikan di mana +511.000 anak-anak Palestina sedang mengikuti pendidikan di +645 sekolah UNRWA, serta pada pelayanan kesehatan melalui +130 klinik untuk melayani +8,5 juta pasien.

Selain itu, patut dicatat pula habit aparat keamanan Israel yang kerap melakukan kekerasan terhadap warga Palestina yang salah satunya dilakukan saat aksi demonstrasi dalam rangka memperingati Hari Tanah (The Land Day) pada tanggal 30 Maret 2018. Demonstrasi berakhir dengan bentrokan antara warga Gaza dengan tentara Israel. Tentara Israel melepaskan peluru tajam dan gas air mata untuk membubarkan massa, yang mengakibatkan korban jiwa berjatuhan. Terhitung sejak akhir Maret – Juni 2018, total warga Palestina di Jalur Gaza yang tewas oleh aparat Israel lebih dari 120 warga dan lebih dari 13.190 orang lainnya menderita luka berat atau ringan.


Peran Indonesia di

Konflik Palestina-Israel senantiasa mendapatkan perhatian khusus dalam setiap aktifitas dan politik luar negeri Indonesia, termasuk diplomasi Indonesia pada forum bilateral maupun multilateral.

Indonesia konsisten menyuarakan hak-hak rakyat Palestina, termasuk mendorong berdirinya negara Palestina yang merdeka, demokratis, sejahtera, dan hidup berdampingan secara damai dengan Israel dibawah prinsip “two-state solution", terlebih dalam setiap kesempatan Indonesia menjadi Anggota Tidak Tetap DK PBB.

Indonesia juga selalu mendorong agar DK PBB mengeluarkan keputusan yang produktif bagi penyelesaian masalah Palestina sebagai cerminan tanggung jawab DK PBB sebagai organ utama PBB yang mengurusi pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional.


 (***)Aji Setiawan


Hamas Militan Pro Palestina


Hamas adalah organisasi kelompok rakyat Palestina  yang melakukan operasi militernya sebagai tanggapan atas kekejaman yang dihadapi warga Palestina selama beberapa dekade. 


Selain itu, Israel juga diketahui beberapa kali melakukan serangan di wilayah Masjid Al Aqsa, yang merupakan tempat suci Umat Islam.

"Kami ingin komunitas internasional menghentikan kekejaman di Gaza terhadap rakyat Palestina, tempat suci kami seperti Al-Aqsa. Semua hal inilah yang menjadi alasan di balik dimulainya pertempuran ini," kata Hamas.


Hamas juga meminta kelompok lain untuk bergabung dalam perlawanan, dan mengatakan bahwa serangan  hanyalah permulaan.

Kelompok itu mengatakan para pejuangnya menyandera beberapa warga Israel di daerah kantong tersebut, dan merilis video para pejuang menyeret tentara yang berlumuran darah. Dikatakan bahwa perwira senior militer Israel termasuk di antara para tawanan.

"Hamas juga mengirim paralayang terbang ke Israel," kata militer Israel. Serangan tersebut mirip pada serangan terkenal pada akhir tahun 1980-an ketika para pejuang Palestina menyeberang dari Lebanon ke Israel utara dengan pesawat layang gantung dan menewaskan enam tentara Israel.


Konflik panjang


Hamas sendiri secara politis menguasai Jalur Gaza, wilayah seluas sekitar 365 km persegi yang merupakan rumah bagi sekitar 2,3 juta orang tetapi diblokade oleh Israel.

Dari segi nama, Hamas merupakan singkatan dari Gerakan Perlawanan Islam dan dalam bahasa Arab berarti "semangat". Hamas telah berkuasa di Jalur Gaza sejak 2007 setelah perang singkat melawan pasukan Fatah yang setia kepada Presiden Mahmoud Abbas, kepala Otoritas Palestina dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).

Gerakan Hamas didirikan di Gaza pada 1987 oleh seorang imam Sheikh Ahmed Yasin dan ajudannya Abdul Aziz al-Rantissi tak lama setelah dimulainya Intifada pertama, sebuah pemberontakan melawan pendudukan Israel di wilayah Palestina.

Gerakan ini dimulai sebagai cabang dari Ikhwanul Muslimin di Mesir dan membentuk sayap militer, Brigade Izz al-Din al-Qassam. Kelompok tersebut dibuat untuk melakukan perjuangan bersenjata melawan Israel dengan tujuan membebaskan Palestina.

Mereka juga menawarkan program kesejahteraan sosial kepada warga Palestina yang menjadi korban pendudukan Israel.

Secara prinsip, Hamas tidak mengakui kenegaraan Israel, tidak seperti PLO yang mengakui keberadaan Negeri Yahudi itu. Hamas menerima negara Palestina berdasarkan perbatasan tahun 1967.

"Kami tidak akan melepaskan satu inci pun tanah air Palestina, apapun tekanan yang terjadi saat ini dan berapapun lamanya pendudukan," kata Khaled Meshaal, pemimpin kelompok Palestina di pengasingan pada tahun 2017.


Hamas juga dengan keras menentang perjanjian perdamaian Oslo yang dinegosiasikan oleh Israel dan PLO pada pertengahan tahun 1990an. Kelompok ini secara resmi berkomitmen untuk mendirikan negara Palestina di wilayahnya sendiri.


Kelompok ini secara keseluruhan atau dalam beberapa kasus sayap militernya ditetapkan sebagai organisasi "teroris" oleh Israel, Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, Kanada, Mesir, dan Jepang.

Meski dicap teroris oleh sejumlah negara, Hamas adalah bagian dari aliansi regional yang juga mencakup Iran, Suriah, dan kelompok Hizbullah di Lebanon, yang menentang kebijakan AS terhadap Timur Tengah dan Israel.

Hamas dan Kelompok Jihad Islam, kelompok bersenjata terbesar kedua di kawasan, seringkali bersatu melawan Israel. Namun hubungan kedua kelompok pernah menjadi tegang ketika Hamas memberikan tekanan pada Jihad Islam untuk menghentikan serangan terhadap Israel.


Meningkatnya kekerasan selama berbulan-bulan, sebagian besar terjadi di Tepi Barat yang diduduki, dan ketegangan di sekitar perbatasan Gaza dan di tempat-tempat suci yang diperebutkan di Yerusalem membuat Hamas bertindak.


Hamas balik menyerang Israel. Setidaknya 247 warga Palestina, 32 warga Israel dan dua warga asing telah terbunuh tahun ini, termasuk kombatan dan warga sipil, menurut pejabat Israel dan Palestina.

Hamas menyebut serangannya sebagai "Operasi Banjir Al-Aqsa" dan menyerukan "pejuang perlawanan di Tepi Barat" serta di "negara-negara Arab dan Islam" untuk bergabung dalam pertempuran tersebut.


Sayap bersenjatanya, Brigade Ezzedine Al-Qassam, mengeklaim telah menembakkan lebih dari 5.000 roket, sementara Hecht mengatakan Israel menghitung lebih dari 3.000 roket masuk.


Ketua Hamas Ismail Haniyeh mengeklaim kelompoknya berada di "ambang kemenangan besar".

"Siklus intifada (pemberontakan) dan revolusi dalam pertempuran untuk membebaskan tanah kami dan tahanan kami yang mendekam di penjara pendudukan harus diselesaikan," katanya.


(***) Aji Setiawan


NU Dukung Penuh Kemerdekaan Palestina



Masyarakat global terus menunjukkan dukungan yang kuat terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina. Hal ini dilakukan dengan beragam cara, mulai dari menggelar aksi solidaritas yang dilakukan secara masif di berbagai negara hingga menggalakan bantuan kemanusiaan. ADVERTISEMENT ADVERTISEMENT Terbaru, kampanye “Wear Green for Palestine” membanjiri banyak platform media sosial seperti X, Instagram, maupun TikTok. Seruan tersebut dilakukan untuk menyatakan solidaritas dan menunjukkan persatuan dengan warga Palestina. Kampanye ini menjadi salah satu wujud konkret solidaritas internasional terhadap kemerdekaan Palestina. Dukungan yang terus mengalir dari berbagai lapisan masyarakat menunjukkan kemerdekaan Palestina tidak hanya menjadi isu lokal, tetapi juga menjadi perhatian bersama masyarakat global. 


PBNU ajak Nahdliyin Sedunia Galang Donasi untuk Palestina melalui NU Care-LAZISNU Kampanye Wear Green for Palestine juga dilakukan untuk memperingati Deklarasi kemerdekaan Palestina yang dinyatakan pada tanggal 15 November 1988. Deklarasi tersebut dinyatakan di Aljazair oleh Dewan Nasional Palestina (PNC) Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). “Atas nama Tuhan dan rakyat Arab Palestina, dewan Nasional mendeklarasikan pembentukan negara Palestina di tanah Palestina kita dengan Yerusalem yang mulia sebagai ibu kotanya,” kata Pemimpin Palestina Yasser Arafat pada pertemuan Dewan Nasional Palestina, 15 November 1988 silam, seperti dikutip dari kantor berita WAFA. Kampanye Wear Green for Palestine bukan hanya berlaku di Indonesia, melainkan di seluruh dunia. Setiap individu yang mendukung kemerdekaan Palestina diserukan untuk mengenakan pakaian hijau pada hari bersejarah warga Palestina tersebut. 


Doa Qunut Nazilah untuk Palestina Ijazah dari Rais 'Aam PBNU KH Miftachul Akhyar, selain mengenakan pakaian nuansa hijau, kampanye tersebut juga menyerukan agar setiap warganet bisa memenuhi media sosial dengan unggahan bernuansa warna hijau yang disertai tagar #weargreen dan #weargreenforpalestine. “Panggilan kepada semua orang untuk memakai warna harapan. Jadilah bagian dari gerakan global untuk Palestina pada bulan November untuk Palestina pada tanggal 15 November,” tulis influencer Ray Rilo dalam takarir unggahan videonya yang kini ditonton lebih dari 900 ribu pengguna Instagram. “Kenakan warna hijau, bersatu. Bergabunglah dengan kampanye sedunia untuk pengakuan dan perdamaian Palestina. Tunjukkan solidaritas, dukung kemerdekaan,” imbuh KH Miftach.


“Menyerukan kepada seluruh umat Islam, khususnya warga Nahdlatul Ulama untuk menyelenggarakan shalat ghaib dan doa bersama, guna mendoakan para syuhada dan korban jiwa akibat eskalasi kekerasan yang terjadi di Palestina, serta melaksanakan Qunut Nazilah,” ujar Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf pada Jumpa Pers Perkembangan Konflik Palestina-Israel di Lobi PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Selasa (31/10/2023). 


Dalam hal ini, Rais 'Aam PBNU KH Miftachul Akhyar juga memberikan ijazah doa qunut nazilah yang dikhususkan untuk kemerdekaan dan kemaslahatan Palestina.



Selain itu Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui NU Care-LAZISNU juga mengajak masyarakat untuk menyalurkan bantuan bagi warga Palestina. 


 LAZISNU juga dapat tambahan Rp1 Miliar Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina Senin, 13 November 2023 dari Danone Indonesia yang diserahkan langsung oleh Vice President General Secretary Danone Indonesia Vera Galuh Sugijanto kepada Direktur Eksekutif NU Care-LAZISNU Qohari Cholil di Lantai 5 PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Senin (13/11/2023).   


Direktur Eksekutif NU Care-LAZISNU Qohari Cholil mengungkapkan terima kasih atas kepercayaan Danone Indonesia kepada LAZISNU dengan amanah bantuan 1 miliar rupiah untuk Palestina tersebut. Ia memastikan bantuan kemanusiaan tersebut akan sampai kepada masyarakat di Palestina. 


"Saya ucapkan terima kasih atas amanat yang diberikan kepada LAZISNU. Insyaallah akan kami sampaikan kepada sasaran, penerima manfaat yaitu saudara-saudara kita di Palestina," ujarnya. 


Ia mengungkapkan bahwa  NU Care-LAZISNU sampai saat ini telah menerima donasi baik dari individu maupun kelompok sejumlah 4 miliar rupiah. Bantuan telah disalurkan dalam dua tahap yakni melalui Pemerintah Indonesia, dan tahap kedua melalui mitra LAZISNU di Tepi Barat Palestina. 


 "Menurut info tahap pertama sudah masuk. Lalu tahap kedua melalui mitra kita di Tepi Barat sudah proses pembelian barang-barang. Berdasarkan informasi dari mitra kita yang diperlukan sangat urgen seperti bahan bakar, air minum, obat-obatan dan lain sebagainya. Minggu ini sudah bisa diterima," terangnya. Qohari menjelaskan bahwa dalam waktu dekat LAZISNU akan mengirimkan bantuan melalui TNI Angkatan Laut. "Jadi TNI AL akan mengirimkan RS kapal, berbarengan itu akan dikirimkan bantuan logistik. Insyaallah dalam Minggu ini loading, karena melalui proses insyaallah sudah siap akhir Minggu ini," ujarnya

Ketua PBNU KH Choirul Sholeh Rasyid yang hadir pada kesempatan itu menyebut kondisi yang terjadi antara Israel-Palestina bukan lagi perang, melainkan genosida.

“Krisis kemanusiaan di Palestina sudah memasuki hari ke-37 (per Minggu, 12/11/2023). Ini bukan perang lagi, tapi sudah genosida. Kami PBNU mengutuk keras kejadian ini yang sudah di luar batas kemanusiaan,” ungkap Kiai Choirul Sholeh.


Ia pun mengucapkan terima kasih atas kepercayaan para donatur yang telah mempercayai Lazisnu guna menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk Palestina.


PBNU, tegasnya, mendukung pengumpulan dana kemanusiaan untuk Palestina yang dilakukan oleh LAZISNU.

“Bantuan tahap selanjutnya mudah-mudahan bisa ikut dalam RS kapal terapung TNI AL, terutama air dan nutrisi untuk anak-anak Palestina. Semoga niat ikhlas dan kesungguhan kita dapat membantu keluarga kita di Palestina khususnya di jalur Gaza. Dan semoga kolaborasi PT Danone Indonesia dan PBNU terus terjalin. Semoga bukti nyata dan konkret dicatat sebagai amal saleh oleh Allah SWT,” ucapnya.


(***) Aji Setiawan


Simpedes BRI 372001029009535

Senin, 25 Juli 2022

Habib Anis Solo

 

Peran Habib Anis bin Alwi al Habsyi                                                                                               

Peneguh Thariqah Alawiyin di Surakarta Oleh: Aji Setiawan ajisetiawanst@gmail.com Cipawon 6/1, Bukateja Purbalingga-Jawa Tengah 53382

 

Simpedes BRI 372001029009535                                                                      ABSTRAKSI                                                                                                                                         

Peranan Habib Anis bin Alwi al Habsyi dalam dakwah Islam di tengah gempuran pembaharuan Islam di Surakarta pada tahun 1953 hingga 2006. Permasalahan utama penelitian ini adalah ajaran Habib Anis bin Alwi al Habsyi dalam melestarikan ajaran Islam di Surakarta pada tahun 1953 hingga 2006. Pertanyaan pokok studi ini adalah bagaimana ajaran Habib Anis bin Alwi al Habsyi, serta peran dan pengaruhnya terhadap masyarakat luas, khususnya masyarakat Surakarta. Jawaban atas pertanyaan dikaji dari sumber primer dan skunder seperti sumber lisan, surat kabar, dan beberapa referensi yang relevan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kegiatan Habib Anis selain kegiatan di Masjid seperti pembacaan Maulid Simthud Durar dan haul Habib Ali Al-Habsyi setiap bulan Maulud, juga ada khataman Bukhari pada bulan Rajab, khataman Ar-Ramadhan pada bulan Ramadhan. Sedangkan sehari-hari beliau mengajar di Zawiyah pada tengah hari. Wasiat Habib Anis adalah empat hal yang penting: “Pertama, kalau engkau ingin mengetahui diriku, lihatlah rumahku dan masjidku. Masjid ini tempat aku beribadah mengabdi kepada Allah. Kedua, zawiyah, di situlah aku menggembleng akhlak jama’ah sesuai akhlak Nabi Muhammad SAW. Ketiga, kusediakan buku-buku lengkap di perpustakaan, tempat untuk menuntut ilmu. Dan keempat, aku bangun bangunan megah. Di situ ada pertokoan, karena setiap muslim hendaknya bekerja. Hendaklah ia berusaha untuk mengembangkan dakwah Nabi Muhammad SAW. Gerakan menghidupkan tradisi salaf dengan kitab-kitab standart seperti Shahih Bukhari, Ihya Ulumiddin, Nashoih Diniýah, Kalam Salaf dll yang berpusat di masjid Riyadh bersambut luas tidak hanya jamaah masjid, namun klan (fam) serta jaringan ulama akhirnya berkembang. Lewat keistiqomahan Habib Anis, jaringan ulama lokal Solo Raya terbentuk, bahkan pada era 96 an ada forum remaja masjid militan (Forsmil) yang bergerak dari kalangan remaja masjid. Adanya kontinuitas, istoqomah gerakan yang kukuh dengan tradisi salaf serta penguatan jaringan, tidak hanya lokal (Solo Raya), namun muhibbin (pencinta) habaib yang tersebar luas ke seluruh Indonesia berdatangan menjadi koneksitas lokal dan menasional, bahkan menyebar luas tidak saja konteks lokal, nasional namun juga go internasional 

Kata Kunci : Habib, Islam Tradisional, Tradisi Salaf, Maulid, Muhibbin, Pasar Kliwon Solo, Solo Raya

PENDAHULUAN                                                                                                                                     

Habib Anis lahir di Garut Jawa Barat, Indonesia pada tanggal 5 Mei 1928. Ayah beliau adalah Habib Alwi. Sedangkan ibu beliau adalah Syarifah Khadijah. Ketika beliau berumur 9 tahun, keluarga beliau pindah ke Solo. Setelah berpindah-pindah rumah di kota Solo, ayah beliau menetap di kampung Gurawan, Pasar Kliwon Solo.

Ayah Habib Anis yakni Habib Alwi bin Ali bin Muhammad bin Husein bin Abdullah bin Syekh bin Abdullah bin Muhammad bin Husein bin Ahmad Shahib Syi’ib bin Muhammad Ash-Shoghir bin Alwy bin Abu Bakar Al-Habsy bin Ali-Al-Faqih bin Ahmad bin Muhammad Assadullah bin Hasan At-Turabi bin Ali bin Muhammad Al-Faqih Al-Muqadam bin Ali bin Muhammad Shahib Marbath bin Ali Khali Qasam bin Alwy bin Muhammad bin Alwy Ba’Alawy bin Ubaidullah bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa Ar-Rumi bin Muhammad An-Naqib bin Ali Uraidhi bin Ja’far Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Imam Husein As-Sibthi bin Amirul mukminin Ali Abi Thalib ibin Sayidatina Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah SAW.

Sejak kecil, Habib Anis dididik oleh ayah sendiri, juga bersekolah di madrasah Ar-Ribathah, yang juga berada di samping sekolahannya. Pada usia 22 tahun, beliau menikahi Syarifah Syifa binti Thaha Assagaf, setahun kemudian lahirlah Habib Ali.

Tepat pada tahun itu juga, beliau menggantikan peran ayah beliau, Habib Alwi yang meninggal di Palembang (Bulan Rabi'ul Awal 1373 H / 27 November 1953). Habib Ali bin Alwi Al Habsyi adik beliau menyebut Habib Anis waktu itu seperti “anak muda yang berpakaian tua”.

Problem masalah (problem statement) dari penelitian ini adalah karena menulis orang yang sudah wafat atau dari sumber primer yang bersangkutan. Namun lewat kesaksian kerabat, murid dan orang terdekat almarhum, sosok Habib Anis sebagai tokoh penggerak Sadah Alawiyin, khususnya Solo Raya, problem itu mudah teratasi. Maka fokus Penelitian ini adalah sebagaimana menulis manakib, mencari data dari awal lahir, masa muda, awal berkiprah sampai peran-peran strategis dan akhir hayat dari Habib Anis al Habsyi.

Ada banyak pertanyaan siapa sesungguhnya Habib Anis al Habsyi, Guru Spiritualnya? Jaringan relasi keagamaan tingkat lokal, nasional dan internasional yang dibangun?

MASA MUDA

Pada Sewaktu muda, Habib Anis adalah pedagang batik, dan memiliki kios di pasar Klewer Solo. Kios tersebut ditunggui Habib Ali adik beliau. Namun ketika kegiatan di masjid Ar-Riyadh semakin banyak, usaha perdagangan batik dihentikan. Habib Anis duduk tekun sebagai ulama dan Habib Anis adalah Peneguh Tarekat Alawiyyin di Solo Raya.

Kemunculan Tharīqah Alawiyyin di dalam dunia Islam, tidak bisa dilepaskan dari kemunculan terminologi-terminologi tasawuf dan kaum sufi itu sendiri. Jika memakai tipologi fikih, maka Tharīqah adalah mahzab-mahzab dari ajaran tasawuf yang merupakan pengejawantahan dari salah satu rukun agama yaitu Ihsan. Dalam sejarah perkembangan Islam, tasawuf dan tarekat mengalami pasang surut. Sebagai bagian dari pelaksanaan syariat, sebenarnya tasawuf sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW, dilanjutkan pada masa sahabat, kemudian berkembang sebagai suatu disiplin ilmu sejak abad ke-2 H, lewat tokoh-tokoh seperti Hasan al-Bashri, Sofyan al-Tsauri, Junaedi al-Baghdadi, Abu Yazid al-Busthami dan sebagainya. Meski dalam perjalannya tasawuf juga tak lepas dari kritikan para ulama ahli fikih, hadist dan sebagainya. Menurut Alwi Shihab, setidaknya periodisasi pertumbuhan dan perkembangan tasawuf terbagi ke dalam beberapa tahap: Pertama, tahap Zuhud (Abad ke 1-2 H). Kedua, tahap kodifikasi ilmu tasawuf dimana istilah tarekat yang kala itu merupakan semacam lembaga pendidikan yang memberikan pengajaran teori dan praktik sufistik mulai diperkenalkan (Abad ke 3-4 H). Ketiga, tahap tasawuf falsafi (Abad ke 6 H), dan keempat tahap moderasi tasawuf akhlak yang pondasinya dimulai dari al-Ghazali yang dengan rumusan konsep tasawuf moderatnya menjadikan tasawuf dianggap selaras dengan syariat. Pada tahap inilah kemudian melahirkan tipologi tasawuf menjadi tasawuf Sunni dan tasawuf falsafi; Tasawuf Sunni merupakan kepanjangan aliran tasawuf yang dikembangkan oleh para sufi pada abad ke-3 dan ke-4 H yang disusul al-Ghazali dan para pengikutnya dari guru-guru tarekat dan berwawasan moral praktis dan berlandaskan al-Qur’an dan Sunnah. Adapun tasawuf falsafi lebih kepada menggabungkan tasawuf dengan berbagi aliran mistik dari dari lingkugnan di luar Islam, seperti Hinduisme, kependetaan Kristen ataupun teosofi dan neo-Platonisme.

Tarekat atau tharīqah sendiri yang merupakan mazhab-mazhab dalam tasawuf adalah sebuah metode yang dikembangkan oleh para ulama dalam menempuh jalan spiritualitas menuju Allah SWT. Kata tarekat dan tharīqah berasal dari Bahasa Arab al-Tharīq yang berarti jalan yang ditempuh dengan jalan kaki. Dari pengertian ini kemudian kata tersebut digunakan dalam konotasi makna cara seseorang melakukan suatu pekerjaan, baik teruji maupun tercela. Sebagai sebuah metode spiritualitas, biasanya tarekat memiliki amalam zikir dan wirid yang dilazimkan serta hubungan khusus antara guru dan murid (Shuhbah) yang kesemuanya merupakan proses perjalanan untuk melalui tahap-tahap mencapai tujuan. Setiap tarekat memiliki karakter wirid dan zikirnya masing-masing yang dianggap dapat membantu seorang salik dalam mengasah daya ruhaninya. Dalam tarekat mu’tabarah (tarekat yang terverifikasi), biasanya wirid dan zikir ini memiliki jalur transmisi periwayatan yang terus bersambung kepada tokoh-tokoh sentral di generasi sebelumnya yang terus bersambung kepada pendiri sebuah taraket. Proses kegiatan tarekat biasanya dimulai dengan pengambilan baiat atau sumpah (bai'at) dari seorang murid di hadapan guru setelah sebelumnya melakukan tobat, puasa atau ritual-ritual lain yang diperintahkan sang guru (mursyid) tersebut. Ritual baiat seperti ini hampir ditemukan di dalam semua institusi tarekat yang mu’tabar kecuali Tharīqah ‘Alawiyyah yang tidak mengharuskan adanya mursyid dan juga baiat.

Akibat lebih berorientasi kepada tujuan-tujuan spiritual, tarekat juga seringkali menjadi kambing hitam dari kemunduran dialektika sosial di kalangan umat Islam. Para pengamal sufi, seringkali lebih asik bercengkrama dengan amalan-amalan seperti sujud, zikir, hidup di kesunyian dan jauh dari hingar bingar matrealistik sehingga tidak jarang malah meniadakan dialektika serta peran sosial di sekitarnya. Tentu kita pahami bahwa adanya distorsi dalam pelaksanaan tarekat ini bukanlah hakikat dari ajaran tarekat, sebab ajaran tarekat merupakan ajaran spiritualitas yang menempatkan moralitas, etika, sopan santun pada posisi yang utama, sehingga sangat tidak masuk akal jika seseorang yang mengaku sebagai pengamal tarekat malah meniadakan peran sosialnya di tengah-tengah masyarakat sebab substansi dari moralitas terletak pada keberhadirannya di ruang sosial.

Seorang muslim wajib menempuh jalan spiritualitas, namun bukan berarti dia harus masuk ke dalam sebuah institusi tarekat. Tarekat hanyalah sebuah metode dalam bertasawuf, itu berarti bahwa seseorang bisa saja sudah dikatakan mengamalkan tasawuf walaupun tanpa mengamalkan tarekat tertentu. Dari hal inilah kemudian para sarjana ada yang membedakan antara istilah tharīqah dan tarekat; Tharīqah merupakan metode spiritualitas, tarekat lebih kepada pelembagaan secara rigid dari metode itu sendiri.

Dalam penelitian ini, secara operasional, penulis merasa perlu membedakan antara istilah tarekat dan tharīqah saat menjelaskan ‘Alawiyyah.

Hal ini dimaksudkan untuk memberikan penegasan karakter antara Tharīqah ‘Alawiyyah yang berbeda dengan tarekat kebanyakan. Beberapa karakter yang menonjol dari tharīqah ini adalah: Pertama, tharīqah ini tidak mengharuskan talqin atau baiat bagi murid baru, sehingga siapa pun dapat langsung mengamalkan tarekat ini tanpa harus berguru kepada mursyid. Kedua, selain berintikan keharusan menghiasi diri dengan akhlak mulia, tarekat ini menekankan amalan yang tergolong cukup ringan, yakni berupa himpunan wirid dan dzikir yang dikenal dengan wirdu al-Latfhīf dan Ratib al-Haddad.

Ada yang berpendapat bahwa sementara tarekat lain biasanya cendrung melibatkan riyādhah-riyādhah (latihan-latihan) fisik dan kezuhudan yang ketat, Tharīqah ‘Alawiyyah hanya menekankan segi-segi amaliah dan akhlak.

Ketiga, posisinya yang unik berhadapan dengan kontroversi tasawuf falsafi, yakni menjaga jarak dan tidak mau berurusan dengannya seraya menjaga sikap simpati terhadapnya.

Kebanyakan para Habaib ini , termasuk Habib Anis bin Alwi al Habsyi menempuh jalan Thariqah Alawiyyah. Thariqah As-Sadah Al-Ba’Alawi) adalah suatu tarekat sufi Islam Sunni yang terkenal, yang didirikan oleh Imam Muhammad bin Ali Ba’alawi, bergelar Al-Faqih Al-Muqaddam (lahir di Tarim, Yaman, 574 H/ 1178 M, dan wafat 653 H/1256 M). Tarekat ini kemudian semakin berkembang dengan pesat di tangan Imam Abdullah bin Alawi Al-Haddad. Penyebarannya yang terbesar adalah di Yaman, selain itu juga tersebar di Indonesia, Malaysia, Singapura, Kenya, Tanzania, India, Pakistan, Hijaz, dan Uni Emirat Arab yang merupakan pula wilayah diaspora bangsa Arab Hadramaut. Thariqah ini sendiri diasas oleh Al Faqih Al Muqaddam Muhammad bin Ali Ba’alawi (574 H/1178M- 653 H/1255 M Tarim-Yaman). Ada dua jalur keilmuan dan thariqah yang diambilnya.

Pertama ia mengambilnya dari jejak leluhurnya yakni lewat ayah, kakek dan terus bersambung sampai Rasulullah SAW. Jalur yang kedua ia mengambil dari ulama sufi, yakni Syaikh Abu Madyan Syu’aib dimana sanad mata rantai keilmuannya juga akhirnya sambung sinambung sampai Rasulullah SAW (mu'tabar). Di Kemudian hari, keluarga Ba’alawi ini sebagian ada masuk ke wilayah Nusantara seiring gelombang penyebaran Islam ke bumi Nusantara. Apalagi saat itu, Nusantara menjadi objek kunjungan dagang, melalui Bandar Malaka. MENELISIK LELUHUR HABIB ANIS Habib Anis bin Alwi al Habsyi terhitung masih cucu dari Habib Ali bin Muhammad Husain al Habsyi (Shohibul Maulid Simthud Durar). Habib Anis berguru kepada Habib Alwi bin Ali bin Muhammad Husein al Habsyi (ayanda). Kisah Habib Alwi bin Ali bin Muhammad Husain al Habsyi sampai ke Indonesia Adalah bermula lepas ditinggal Habib Ali bin Muhammad Husain al Habsyi (Shahibul Maulid Simthud Durar), atas saran Syarifah Khadijah (kakak perempuannya) Habib Alwi disarankan untuk berwisata hati ke Jawa, menemui kakaknya yang lain yakni Habib Ahmad bin Ali Al-Habsyi di Betawi.

Habib Alwi pergi ke Jawa dari Yaman, ditemani Salmin Douman, santri senior Habib Ali Al-Habsyi, sekaligus sebagai pengawal. Beliau meninggalkan istri yang masih mengandung di Seiyun, yang tak lama kemudian melahirkan, dan anaknya diberi nama Ahmad bin Alwi Al-Habsyi. Kabar kedatangan Habib Alwi telah menyebar di Jawa, karena itulah banyak murid ayahnya ( Habib Ali Al-Habsyi ) di Jawa menyambutnya, dan menanti kedatangannya di kota masing-masing.

Pertama kali Habib Alwi tinggal di Betawi beberapa saat. Kemudian beliau ke Garut, Jawa Barat, menikah lagi. Dari wanita ini lahir Habib Anis dan dua adik perempuan. Lalu, beliau pindah ke Semarang, Jawa Tengah. Disana beliau menikah lagi, dianugerahi banyak anak, dan yang sekarang masih hidup adalah Habib Abdullah dan Fathimah.

Selanjutnya beliau pindah lagi ke Jatiwangi, Jawa Barat, dan menikah lagi dengan wanita setempat. Dari perkawinan itu, beliau memilki enam anak, tiga lelaki dan tiga perempuan. Di antaranya adalah Habib Ali bin Alwi Al-Habsyi serta Habib Fadhil bin Alwi yang meninggal pada akhir Agustus 2006.

Akhirnya, Habib Alwi pindah ke Solo, Jawa Tengah. Pertama kali, Habib Alwi sekeluarga tinggal di Kampung Gading, di tempat seorang raden dari Kasunan Surakarta. Kemudian beliau mendapatkan tanah wakaf dari Habib Muhammad Al-Aydrus ( kakek Habib Musthafa bin Abdullah Al-Aydrus, Pemimpin Majlis Dzikir Ratib Syamsi Syumus ), seorang juragan tenun dari kota Solo, di Kampung Gurawan.

Wakaf itu dengan ketentuan : didirikan masjid, rumah, dan halaman di antara masjid dan rumah. Masjid tersebut didirikan pada tahun 1354 H / 1934 M. Habib Ja'far Syaikhan Assegaf mencatat tahun selesainya pembangunan Masjid Riyadh itu dengan sebuah ayat 14 surah Shaf ( 61 ) di dalam al-Qur'an, yang huruf-hurufnya berjumlah 1354. ayat tersebut, menurut Habib Ja'far yang meninggal di Pasuruan 1374 H / 1954 M ini, sebagai pertanda bahwa Habib Alwi akan terkenal dan menjadi khalifah pengganti ayahnya, Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi.

Sementara rumah di Gurawan No.6 itu lebih dahulu berdiri dan halaman yang ada kini disambung dengan masjid dan rumah menjadi ruang Zawiyah ( pesantren ) dan sering digunakan untuk kegiatan haul, Maulid, dan berbagai kegiatan keagamaan lainnya. Struktur ruang Zawiyah ini seperti Raudhah, taman surga di dunia, yaitu ruang antara kamar Nabi SAW dan masjid Nabawi. Sekarang bangunan bertambah dengan bangunan empat lantai yang menghadap ke Jln. Kapten Mulyadi 228, yang oleh sementara kalangan disebut Gedung Al-Habsyi.

Tentang rumah Habib Alwi di Solo, Syekh Umar bin Ahmad Baraja', seorang giru di Gresik, pernah berujar, rumahnya di Solo seakan Ka'bah, yang dikinjungi banyak orang dari berbagai daerah. Ucapan ulama ini benar. Sekarang, setiap hari rumah dan masjidnya dikunjungi para habib dan muhibbin dari berbagai kota untuk tabarukan atau mengaji.

Habib Alwi telah memantapkan kemaqamannya di Solo. Masjid Riyadh dan Zawiyahnya semakin ramai dikunjungi orang. Beliau tidak saja mengajar dan menyelemggarakan kegiatan keagamaan sebagaimana dulu ayahnya di Seiyun, Hadramaut. Namun beliau juga memberikan terapi jiwa kepada orang-orang yang hatinya mendapat penyakit.

Ketika di Surabaya, bertempat di rumah Salim bin Ubaid, diceritakan Habib Alwi didatangi seseorang dari keluarga Chaneman, yang mengeluhkan keadaan penyakit ayahnya dan minta doa' dari Habib Alwi. Beliau mendoa'kan dan menganjurkannya untuk memakai cincin yang terbuat dari tanduk kanan kerbau yang berkulit merah. "Insya Allah. Penyakitmu akan sembuh." Katanya waktu itu.

Tahun 1952, Habib Alwi melawat ke kota-kota di Jawa Timur. Kunjungannya disertai Sayyid Muhammad bin Abdullah Al-Aydrus, Habib Abdul Qadir bin Umar Mulchela ( ayah Habib Husein Mulachela ), Syekh Hadi bin Muhammad Makarim, Ahmad bin Abdul Deqil dan Habib Abdul Qadir bin Husein Assegaf ( ayah Habib Taufiq Assegaf, Pasuruan ), yang kemudian mencatatnya dalam sebuah buku yang diterjemahkan Habib Novel bin Muhammad Al-Aydrus berjudul Menjemput Amanah.

Perjalanan rombongan Habib Alwi ke Jawa Timur itu berangkat tahun 1952. tujuan utama perjalanan tersebut adalah mengunjungi Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf ( 1285-1376 H / 1865-1956 M ) di Gresik. Namun beliau juga bertemu Habib Husein bin Muhammad Al-Haddad ( 1303-1376 H / 1883-1956 M ) di Jombang, Habib Ja'far bin Syeikhan ( 1289-1374 H / 1878-1954 M ) di Pasuruan dan ulama lainnya.

Setahun setelah kepergiannya ke Jawa Timur, pada tahun 1953 Habib Alwi pergi ke kota Palembang untuk menghadiri pernikahan kerabatnya. Namun, di kota itu, beliau menderita sakit beberapa saat. Seperti tahu bahwa saat kematiannya semakin dekat, beliau memanggil Habib Anis, anak lelaki tertua yang berada di Solo. Dalam pertemuan itu beliau menyerahkan jubahnya dan berwasiat untuk meneruskan kepemimpinannya di Masjid dan Zawiyah Riyadh di Solo. Habib Anis, yang kala itu berusia 23 tahun, dan baru berputra satu orang, yaitu Habib Husein, harus mengikuti amanah ayahnya.

Akhirnya Habib Alwi meninggal pada bulan Rabi'ul Awal 1373 H / 27 November 1953. pihak keluarga membuka tas-tas yang dibawa oleh Habib Alwi ketika berangkat ke Palembang. Ternyata satu koper ketika dibuka berisi peralatan merawat mayat, seperti kain mori, wangi-wangian dan lainnya. Agaknya Habib Alwi telah diberi tanda oleh Allah SWT bahwa akhir hidupnya sudah semakin dekat.

Namun ada masalah dengan soal pemakaman, Habib Alwi berwasiat supaya dimakamkan di sebelah selatan Masjid Riyadh Solo.sedang waktu itu tidak ada penerbangan komersil dari Palembang ke Solo. Karena itulah, pihak keluarga menghubungi AURI untuk memberikan fasilitas penerbangan pesawat buat membawa jenazah Habib Alwi ke Solo. Ternyata banyak murid Habib Alwi yang bertugas di Angkatan Udara, sehingga beliau mendapatkan fasilitas angkutan udara. Karena itu jenazah disholatkan di tiga tempat : Palembang, Jakarta dan Solo. (Al-Kisah No.23 / Tahun IV / 6-19 November 2006).

Lepas kemangkatan Habib Alwi, Habib Anis melanjutkan estafeta dakwah di Kota Solo. Di kalangan Habaib selain dipercaya memperoleh sanad kelimuan dan thariqah melalui jalur nasab (keturunan), atau marga. Mereka juga berburu sanad (mata rantai keilmuan) ke ulama (sanad 'ilm) dan habaib yang lebih senior dan berbobot baik di dalam negeri maupun luar negeri. Pentingnya mata rantai keilmuan (sanad 'ilm) sebagai mana ajaran tarekat As-Sadah Al-Ba’Alawi bila ditinjau berdasarkan mazhab fikihnya adalah bermazhab As-Syafi’iyah. Sedangkan bila ditinjau dari mazhab akidahnya, maka bermazhab As-Sunni Al-Asy’ariyyah.

Pengajaran keilmuan berdasarkan aturan tarekat (manhaj) As-Sadah Al-Ba’alawi ialah mengajarkan berbagai ilmu-ilmu keislaman, yang kini telah berkembang sepanjang sejarahnya dan menjadi bebagai cabang ilmu keislaman. Berbagai ma’had dan rubath tarekat ini, setelah tahun-tahun menjalankan pengajarannya secara terus-menerus sampai dengan hari ini, telah membuat cara-cara yang sistematis dalam memberikan pengajaran ilmu-ilmu tersebut, yang selain itu juga mengajarkan mengenai pentingnya pendidikan melalui suri tauladan (tarbiyyah fi tazkiyah).

Tarekat Alawiyyah adalah suatu tarekat yang ditempuh oleh para salafus sholeh. Dalam tarekat ini, mereka mengajarkan Al-Kitab Al-Qur’an dan As-Sunnah kepada masyarakat, dan sekaligus memberikan suri tauladan dalam pengamalan ilmu dengan keluhuran akhlak dan kesungguhan hati dalam menjalankan syariah Rasullullah SAW.

Mereka menerangkan dengan terinci, bahwa tarekat As-Saadah Bani Alawy ini diwariskan secara turun temurun oleh leluhur (salaf) mereka : dari kakek kepada kepada ayah, kemudian kepada anak-anak dan cucu-cucunya. Demikian seterusnya mereka menyampaikan tarekat ini kepada anak cucu mereka sampai saat ini. Oleh karenanya, tarekat ini dikenal sebagai tarekat yang langgeng sebab penyampaiannya dilakukan secara ikhlas dan dari hati ke hati.

Dari situlah dapat diketahui, bahwasanya tarekat ini berjalan di atas rel Al-Kitab dan As-Sunnah yang diridhoi Allah dan Rasul-Nya. Jelasnya, Tarekat Alawiyyah ini menitik-beratkan pada keseimbangan antara ibadah mahdhah, yaitu muamalah dengan Khaliq, dengan ibadah ghoiru mahdhah, yakni muamalah dengan sesama manusia yang dikuatkan dengan adanya majlis-majlis ta’lim yang mengajarkan ilmu dan adab serta majlis-majlis dzikir dan adab. Dengan kata lain, tarekat ini mencakup hubungan vertikal (hubungan makhluk dengan Khaliqnya) dan hubungan horizontal (antara sesama manusia).

Selain itu, tarekat ini mengajarkan kepada kita untuk bermujahadah (bersungguh-sungguh) dalam menuntut ilmu guna menegakkan agama Allah (Al-Islam) di muka bumi. Sebagaimana diceritakan, bahwa sebagian dari As-Sadah Bani Alawy pergi ke tempat-tempat yang jauh untuk belajar ilmu dan akhlak dari para ulama, sehingga tidak sedikit dari mereka yang menjadi ulama besar dan panutan umat di zamannya. Banyak pula dari mereka yang mengorbankan jiwa dan raga untuk berdakwah di jalan Allah, mengajarkan ilmu syariat dan bidang ilmu agama lainnya dengan penuh kesabaran, baik di kota maupun di pelosok pedesaan. Berkat berpedoman pada Al-Qur’an dan As-Sunnah, disertai kesungguhan dan keluhuran akhlak dari para pendiri dan penerusnya, tarekat ini mampu mengatasi tantangan zaman dan tetap eksis sampai saat ini.

Demikian itulah jalan lurus (shirôthol mustaqim) yang lebih tipis dari sehelai rambut. Ilmu itu tidak cukup disampaikan secara umum, bahkan setiap bagian darinya perlu didefinisikan secara khusus. Demikian itulah ilmu tasawuf, ilmu yang oleh kaum sufi digunakan untuk berjalan menuju Allah Ta’ala. Dhohir jalan kaum sufi adalah ilmu dan amal, sedangkan batinnya adalah kesungguhan (sidq) dalam bertawajjuh kepada Allah Ta’ala dengan mengamalkan segala sesuatu yang diridhoi-Nya dengan cara yang diridhoi-Nya. Jalan ini menghimpun semua akhlak luhur dan mulia, mencegah dari semua sifat hina dan tercela. Puncaknya memperoleh kedekatan dengan Allah dan fath. Jalan ini (mengajarkan seseorang) untuk bersifat (dengan sifat-sifat mulia) dan beramal saleh, serta mewujudkan tahqiq, asrôr, maqômât dan ahwâl. Jalan ini diterima oleh orang-orang yang saleh dari kaum sholihin dengan pengamalan, dzauq dan perbuatan, sesuai fath, kemurahan dan karunia yang diberikan Allah SWT.

Membahas serta menganalisa Tharīqah ‘Alawiyyah ini khususnya menentukan masyarakat Surakarta sebagai wilayah kajian tesis ini adalah karena masyarakat muslim Solo Raya memiliki kesejarahan yang identik dengan komunitas ‘Alawiyyīn. Hal itu dapat dibuktikan dengan begitu besarnya pengaruh pemikiran Abdullah al-Haddad dalam banyak kehidupan masyarakat Islam baik dari sisi akidah, dakwah dan tasawuf dengan Tharīqah ‘Alawiyyah -nya. Hal ini terlihat dari adanya amalan-amalan yang dipraktikkan oleh kalangan yang berafiliasi kepada para Habāib, baik secara individu, maupun berjamaah. Pun pengaruh Tharīqah ‘Alawiyyah ini terlihat dari majelis-majelis taklim yang saat ini berkembang di Solo Raya yang kesemuanya merupakan kepanjangan dari majelis taklim pertama di Surakarta yaitu Majelis Taklim Habib Alwi bin AlI bin Muhammad Husein al-Habsyi yang merupakan tokoh ulama Tharīqah ‘Alawiyyah di Surakarta.

Setelah terjadinya gelombang pelajar Indonesia yang melanjutkan belajar agama di Tarim, Yaman seperti di Darul Mushtofa dibawah asuhan Habib Umar bin Hafidz dan Rubat dibawah asuhan Habib Salim Syatiri pada kisaran awal tahun 90-an, menjadikan proses identifikasi Tharīqah ‘Alawiyyah kembali menguat. Hadirnya majelis-majelis taklim di Surakarta dan sekitarnya yang diasuh oleh para Habāib yang notabene merupakan pengamal Tharīqah ‘Alawiyyah yang juga merupakan lulusan dari Yaman, lebih menguatkan proses transmisi jaringan keulamaan Tharīqah ‘Alawiyyah di Surakarta dan Indonesia. Pada tahun 1993, atas preferensi Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf (Jeddah), Habib Anis menjalin relasi jaringan dakwah dan pendidikan dengan Habib Umar bin Muhammad Al Hafidz (Yaman). Banyak sekali murid dan muhibbin tidak saja dari Majlis Solo Raya, namun juga hampir seluruh Indonesia. Dengan adanya gelombang pelajar yang massif ke Hadramaut tersebut, majelis-majelis Habāib di sekitar Solo Raya yang juga mengamalkan Tharīqah ‘Alawiyyah sudah banyak bermunculan, seperti Majlis Taklim al Hidayah, pimpinan Habib Alwi bin Ali al Habsyi (Habib Alwi Kuadrat), Habib Novel bin Muhammad Alaydrus, Habib Soleh al Jufry (Karang Pandan, Karanganyar), Habib Syech Assegaf ( Ahbabul Musthofa) dll.

Dalam masyarakat Solo, Habib Anis dikenal bergaul lintas sektoral dan lintas agama. Dan beliau netral dalam dunia politik.

Dalam sehari-hari Habib Anis sangat santun dan berbicara dengan bahasa Jawa halus kepada orang Jawa, berbicara bahasa Sunda tinggi dengan orang sunda, berbahasa Indonesia baik dengan orang luar Jawa dan Sunda, serta berbahasa arab Hadrami kepada sesama Habib.

Penampilan beliau rapi, senyumnya manis menawan, karena beliau memang sumeh (murah senyum) dan memiliki tahi lalat di dagu kanannya. Beberapa kalangan menyebutnya The Smilling Habib. Berdakwah dengan akhlak baik berpakaian, berkata-kata mapun berperilaku sehari-hari adalah gambaran bagaimana meniru Rasulullah SAW.

Habib Anis sangat menghormati tamu, bahkan tamu tersebut merupakan doping semangat hidup beliau. Beliau tidak membeda-bedakan apahkah tamu tersebut berpangakat atau tidak, semua dijamunya dengan layak. Semua diperlakukan dengan hormat.

TEGUH PADA TRADISI

Ajaran pokok yang digerakan oleh Habib Anis adalah ajaran gerakan ulama yang berusaha menjaga, memperbaiki, memberikan pelayanan kepada umat. Gerakan tersebut dengan menyebut sebagai gerakan memperkuat dan melindungi akidah warga alawiyin dengan cara dan praktik Ahlussunah wal Jama’ah.

Cara berpikirnya adalah dinamisasi agar gerakan alawiyin tidak jumud, statis pada teks-teks saja, tidak statis pada ibarat-ibarat saja, tapi berpikir dinamis dan kontekstual, tapi tidak liberal. Gerakan yang kedua adalah amaliyah, yaitu menghidupkan amaliyah-amaliyah thoriqoh alawiyin. Amaliyah tersebut adalah praktik yang bersumber dari ajaran Ahlussunah wal Jama’ah.

Apa yang dilakukan Habib Anis al Habsyi adalah melestarikan ajaran leuhur alawiyin yang sarat dengan muatan faham Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Istilah Aswaja (Ahlussunnah Waljama’ah – ahl as-sunnah wa al-jama’ah) bagi umat Islam pada umumnya dan terutama di Indonesia khususnya, bukanlah istilah baru. Sekalipun demikian, tidak jarang istilah ini dipahami secara berbeda, bahkan menimbulkan kekeliruan yang cukup fatal. Di sini, paling kurang istilah Aswaja dipahami pada dua pemahaman (verstehen).

Pertama, dalam kaca mata sejarah Islam, istilah ini merujuk pada munculnya wacana tandingan (counter-discours) terhadap membiaknya paham Muktazilah· di dunia Islam, terutama pada masa Abbasiyah. Pada akhir abad ke-3 Hijriyah, hampir bersamaan dengan masa berkuasanya Khalifah Al-Mutawakkil, muncul dua orang tokoh yang menonjol waktu itu, yaitu Abû Hasan al-‘Asy’âri (260 H – + 330 H) di Bashrah dan Abû Manshûr al-Maturidi di Samarkand. Meskipun pada taraf tertentu pemikiran kedua tokoh ini sedikit ditemukan perbedaan, namun mereka secara bersama-sama bersatu dalam membendung kuatnya gejala hegemoni paham Muktazilah yang dilancarkan para tokoh Mu’tazilah dan pengikutnya (Prof. DR. Muhammad Abu Zahrah, 1996: 189).

Dari kedua pemikir-ulama ini, selanjutnya lahir kecenderungan baru yang banyak mewarnai pemikiran umat Islam waktu itu. Bahkan, hal ini menjadi maistream (arus utama) pemikiran-keagamaan di dunia Islam yang kemudian mengkristal menjadi sebuah gelombang pemikiran-keagamaan—sering dinisbatkan pada sebutan ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah, yang kemudian populer disebut Aswaja.

Pada dasarnya kerangka pemikiran diturunkan dari (beberapa) konsep/teori yang relevan dengan masalah yang diteliti, sehingga bisa memunculkan asumsi-asumsi dan/atau proposisi, yang dapat ditampilkan dalam bentuk bagan alur pemikiran, yang kemudian kalau mungkin dapat dirumuskan ke dalam hipotesis operasional atau hipotesis yang dapat diuji.

Istilah Aswaja populer di kalangan umat Islam, terutama didasarkan pada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud, At-Tirmidzi, dan Ibn Majah dari Abu Hurairah yang menegaskan bahwa umat Yahudi akan terpecah menjadi 71 golongan, umat Nashrani akan terpecah menjadi 72 golongan dan umat Islam akan terpecah menjadi 73 golongan. Semua golongan tersebut masuk ke dalam neraka, kecuali satu golongan, yaitu orang-orang yang mengikuti Rasulullah dan para sahabatnya”. Dalam pandangan As-Syihâb Al-Khafâjî dalam Nasâm ar-Riyâdh, bahwa satu golongan yang dimaksud (tidak masuk neraka) adalah golongan Ahl as-Sunnah wa al-Jamâ’ah. Pendapat ini dipertegas oleh Al-Hâsyiah Asy-Syanwâni, bahwa yang dimaksud dengan Ahl as-Sunnah wa al-Jamâ’ah adalah pengikut Imam kelompok Abûl Hasan Asy’ari dan para ulama madhab (Imam Hanafi, Imam Syafi’i, Imam Maliki dan Imam Hanbali). (Syekh Hasyim Asy’ari, Risâlah Ahl as-Sunnah wa al-Jamâ’ah, 1418: 23).

Dengan demikian, istilah Aswaja dimaknai sebagai suatu konstruksi pemikiran (pemahaman) dan sekaligus praktek keagamaan (Islam) yang didasarkan pada tradisi (sunnah) Rasulullah, para sahabatnya dan para ulama mazhab, sekalipun yang terakhir ini lebih bersifat sekunder. Dengan lain kata, yang dimaksud dengan Aswaja tidak selalu identik dengan suatu mainstream aliran pemahaman tertentu dalam tradisi pemikiran Islam. Tak pelak, gerakan menghidupkan tradisi salaf dengan kitab-kitab standart seperti Al Qur'an, Shahih Bukhari, Ihya Ulumiddin, Nashoih Diniýah, Kalam Salaf, Majlis Maulid, Majlis Tahlil dan Yasinan dll yang berpusat di Masjid Riyadh bersambut luas tidak hanya jamaah masjid, namun klan (fam) serta jaringan ulama akhirnya berkembang. Lewat keistiqomahan Habib Anis, jaringan ulama lokal Solo Raya terbentuk, bahkan pada era 96 an ada Forum Remaja Masjid Militan (Forsmil) yang bergerak dari kalangan remaja masjid. Adanya kontinuitas, istoqomah gerakan yang kukuh dengan tradisi salaf serta penguatan jaringan, tidak hanya lokal (Solo Raya), namun muhibbin (pencinta) habaib yang tersebar luas seluruh Indonesia berdatangan menjadi koneksitas lokal dan menasional, bahkan menyebar luas sejak Habib Anis bertemu Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf (Jedah) dimana, Habib Anis mendapat referensi agar mendatangkan Habib Umar al Hafidz pada 1992 dan Habib Zain Ibrahim bin Smith (Madinah) serta juga alumni Mahad Maliki (Mekkah) dll. Galibnya Rubath Ar Riyadh Surakarta mempertemukan banyak fam (keluarga), ulama, pondok pesantren, muhibbin dari berbagai pelosok. Melalui jejaring ulama kaliber internasional ini memperkuat benteng akidah Ahlusunnah wal Jamaah di Solo Raya semakin kuat. Terutama sekali dalam mengkader ulama baik kalangan habaib maupun muhibbin (ada banyak murid Habib Anis) yang setelah belajar demgan Habib Anis kemudian dikirim ke Yaman atau Timur Tengah.

BERDAKWAH DENGAN AKHLAK

Menguraikan paradigma/pendekatan/metode yang dipergunakan dalam penelitian. Uraian mencakup, tetapi tidak terbatas pada lingkup masjid saja. Habib Anis juga peduli dengan sekitar masjid. Bahkan untuk menopang ekonomi, berdagang batik dan membuka toko.

Seorang tukang becak (Pak Zen) 83 tahun yang sering mangkal di Masjid Ar-Riyadh mengatakan, Habib Anis itu ulama yang loman (pemurah, suka memberi). Ibu Nur Aini penjual warung angkringan depan Masjid Ar-Riyadh menuturkan, “Habib Anis itu bagi saya orangnya sangat sabar, santun, ucapannya halus. Dan tidak peranah menyakiti hati orang lain apalagi membuatnya marah”.

Saat ‘Idul Adha Habib Anis membagi-bagikan daging korban secara merata melalui RT sekitar Masjid Ar-Riyadh dan tidak membedakan Muslim atau non Muslim. Kalau dagingnya sisa, baru diberikan ke daerah lainnya.

Jika ada tetangga beliau atau handai taulan yang meninggal atau sakit, Habib Anis tetap berusaha menyempatkan diri berkunjung atau bersilautrahmi. Tukang becak yang mangkal di depan Masjid Wiropaten tempat Habib Anis melaksanakan shalat Jum’at selalu mendapatkan uang sedekah dari beliau. Menjelang hari raya Idul Fitri Habib Anis juga sering memberikan sarung secara cuma-cuma kepada para tetangga, muslim maupun non muslim. “Beri mereka sarung meskipun saat ini mereka belum masuk Islam. Insya Allah suatu saat nanti dia akan teringat dan masuk islam.” Demikian salah satu ucapan Habib Anis yang ditirukan Habib Hasan salah seorang puteranya.

Habib Anis sewaktu hayatnya sentiasa mengabdikan dirinya untuk berdakwah menyebarkan ilmu dan menyeru umat kepada mencintai Junjungan Nabi SAW. Beliau menjalankan dakwahnya berdasarkan kepada ilmu dan amal taqwa, dengan menganjurkan dan mengadakan majlis-majlis ta’lim dan juga majlis-majlis Maulid, dalam rangka menumbuhkan mahabbah umat kepada Junjungan Nabi SAW. Selain berdakwah keliling kota, sehingga muridnya menjangkau puluhan ribu orang di merata-rata tempat. beliau memusatkan kegiatan dakwah dan ta’limnya di masjid yang didirikan oleh Habib Alwi bin Ali al-Habsyi, yang dikenali sebagai Masjid ar-Riyadh, Gurawan, Pasar Kliwon, Solo (Surakarta), Jawa Tengah.

Dalam majlis-majlis ilmu yang lebih dikenali sebagai rohah, dibacakan kitab-kitab ulama salafus sholeh terdahulu termasuklah kitab-kitab hadits seperti “Jami`ush Shohih” karya Imam al-Bukhari, bahkan pengajian kitab Imam al-Bukhari dijadikan sebagai wiridan di mana setiap tahun dalam bulan Rajab di adakan Khotmul Bukhari, yaitu khataman pengajian kitab "Jami` ash-Shohih” tersebut. Setiap malam Jumat pula diadakan majlis Maulid dengan pembacaan kitab Maulid “Simthud Durar” karya Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi. Manakala setiap malam Jum'at Legi diadakan satu majlis taklim dan mawlid dalam skala besar dengan dihadiri ramai masyarakat awam dari pelbagai tempat yang terkenal dengan Pengajian Legian, di mana Maulid diperdengarkan dan tausyiah-tausyiah disampaikan kepada umat.

Peringatan Maulid tahunan di bulan Rabi`ul Awwal dan Haul Imam Ali al-Habsyi disambut secara besar-besaran yang dihadiri puluhan ribu umat dan dipenuhi berbagai acara ilmu dan amal taqwa. Sesungguhnya majlis para habaib tidak pernah sunyi dari ilmu dan tadzkirah yang membawa umat kepada ingatkan Allah, ingatkan Rasulullah dan ingatkan akhirat, yang disampaikan dengan penuh ramah – tamah dan bukannya marah-marah. Habib Anis terkenal bukan sahaja kerana ilmu dan amalnya, tetapi juga kerana akhlaknya yang tinggi, lemah lembut dan mulia. Air mukanya jernih, wajahnya berseri-seri dan sentiasa kelihatan ceria. Kebanyakan yang menghadiri majlis-majlis beliau adalah kalangan massa yang dhoif, dan kepada mereka-mereka ini Habib Anis memberikan perhatian yang khusus dan istimewa. Menurut Habib Muhammad bin Husein, semasa hidupnya, Habib Anis mengabdikan untuk berdakwah dan bergelut dalam majelis ilmu. “Beliau punya pengajian setiap harinya saat ba'da dzuhur, kecuali Jumat dan Ahad, di kediaman beliau. Pernah, ketika istri beliau meninggal masyarakat datang untuk bertakziyah. Namun begitu tiba waktunya pengajian, langsung beliau membuka kitabnya dan mulai membaca serta mengajar. Didalam rumah jenazah istrinya sedang dimandikan tapi beliau tetap istiqomah mengajar dan membimbing ummat,” terang Habib Muhammad bin Husein.

Untuk mengungkap pribadi sosok Habib Anis, Habib Anis sendiri pernah menyampaikan bahwa ada empat hal yang penting: “Pertama, kalau engkau ingin mengetahui diriku, lihatlah rumahku dan masjidku. Masjid ini tempat aku beribadah mengabdi kepada Allah. Kedua, Zawiyah, di situlah aku menggembleng akhlak jama’ah sesuai akhlak Nabi Muhammad SAW. Ketiga, kusediakan buku-buku lengkap di perpustakaan, tempat untuk menuntut ilmu. Dan keempat, aku bangun bangunan megah. Di situ ada pertokoan, karena setiap muslim hendaknya bekerja. Hendaklah ia berusaha untuk mengembangkan dakwah Nabi Muhammad SAW.

JEJARING KEILMUAN DAN THORIQOH ALAWIYIN Habib Anis bin Alwi bin Ali Al Habsyi adalah salah satu pelestari dan penjaga ajaran salafus sholih, baik secara keilmuan maupun thariqah Alawiyin pada zamannya (1953-2006) sejak ia ditinggal sang Ayah, yakni Habib Alwi bin Ali Al Habsyi. Habib Anis merintis kemaqamannya sendiri dengan kesabaran dan istiqamah, sehingga besar sampai sekarang. Ada yang sering keliru memaknai Haul Solo, atau Haul Shahibul Maulid Simthud Durar, yakni Haul dan Maulid Habib Ali bin Muhammad Husein Al Habsyi pada setiap minggu ketiga bulan Rabiul Awwal. Sekalipun yang di peringati Haul dan Maulid tidak hanya digelar di Seiwun (Hadramaut). Haul dan Maulid Solo adalah puncak kemeriahan dari semua aktivitas kegiatan keagamaan Masjid Riyadh. Menjadi magnet ratusan ribu muhibbin dari berbagai belahan dunia. Awal sejarah maulid Simthud Durar masuk ke Indonesia sendiri sebenarnya justru digelar di Jatiwangi, kemudian di Bogor dan baru di Jakarta. Selepas itu menyebar ke Pasuruan, Gresik, Surabaya, Bali, Kalimantan dan seluruh pelosok Nusantara. Seiring makin digemarinya Maulid Simthud Durar secara luas. Haul dan maulid Solo digelar oleh Habib Alwi sejak tinggal di Solo dan bersambung ke Shohibul Maulid, Habib Anis al Habsyi yakni Habib Ali bin Muhammad Husain al Habsyi.

Habib Ali bin Muhammad bin Husein al Habsyi itu seorang keturunan Rasulullah SAW yang dilahirkan pada 24 Syawal 1259 H atau 1839 M di desa Qosam, Hadramaut.

Beliau seorang anak dari pernikahan al Imam al Arif Billah Habib Muhammad bin Husein AHabsyi dan Hababah Alawiyah binti Husein bin Ahmad Al Hadi Al Jufri. Beliau diberi nama Ali oleh Al Allamah Sayyid Abdullah bin Husein bin Thahir karena dikaitkan dengan Sayyidina Ali Khali Qasam, untuk mengambil berkah darinya. Ketika berusia 7 tahun ia ditinggal oleh ayahnya untuk hijrah ke Mekkah Al Allamah Sayyid Abdullah bin Husein bin Thahir dan habib Ali pun diasuh oleh ibunya yang tetap tinggal di Qasam.

Saat Habib Ali al Habsyi mulai dewasa, dan sudah menguasai berbagai disiplin ilmu, guru-guru beliau mengizinkan untuk menyampaikan dan menyebarluaskan ilmu yang dimilikinya. Beliau mulai menjadi pendakwah dan mengisi pengajian di depan umum, sehingga dengan cepat Habib Ali menjadi pusat perhatian dan dikagumi orang-orang, serta memperoleh tempat terhormat di hati setiap orang. Kepadanya diserahkan kepimpinan tiap majelis ilmu, lembaga pendidikan, serta pertemuan-pertemuan besar yang digelar pada masa itu.

1. Simthud Durar Kitab Maulid Melegenda Habib Ali bin Muhammad Husain al Habsyi mengarang kitab yang menceritakan bagaimana perjalanan hidup nabi yang di kenal dengan nama Simthud Durar. Kitab ini ditulis setelah kitab-kitab maulid yang telah terkenal sebelumya seperti Barzanji, ad-Dibai, Burdah al Madih dan kitab maulid lainnya. Habib Ali menulis kitab ini sebagai perwujudan dari cintanya beliau kepada Rasulullah SAW dan juga kitab ini ditulis ketika umur beliau menginjak 68 tahun.

Kitab Maulid Simthud Durar ini pertama kali dibacakan di rumah Habib Ali sendiri, saat Habib Ali bin Muhammad Husain al Habsyi berumur 68 tahun, tepatnya 26 Shofar 1327 H/18 Maret 1909 M). Kemudian pada 12 Rabiul Awwal beliau membacakan maulid Simthud Durar di rumah Habib Umar bin Hamid murid beliau. Kemudian pada tahun 1330 H (1912 M). Kitab ini sudah bahas secara khusus oleh Dr. Ma'san Hamid,"Tradisi Pembaruan Simthud Dhurar Dalam Masyarakat Keturunan Arab di Kawasan Ampel, Surabaya, 2006 (Majalah Mafahim, 2007). Selain itu, Kitab Maulid Simthud Durar atau Simthud Durar fi Akhbar Maulid Khayril Basyar waa Ma Lahu min Ahlaq wa Aushaf wa Siyar (Untaian Mutiara Kisah Kelahiran Manusia Utama, Akhlaq,Sifat dan Riwayat Hidupnya) menurut Prof Dr. Muhammad Baharun, MA menilai kandungan Simthud Durar lebih detil dibanding kitab lainnya terutama dalam melakukan deskripsi. Banyaknya nazham-nazham di dalamnya memungkinkan orang berkreasi nada dengan rebananya. Sementara menurut Musthafa Helmi , karya Maulid ini lebih ringkas di banding ad Dibai atau al-Barzanji, karena mengkhususkan pada kisah maulid dan sedikit kehidupan dan akhlaq Rasulullah hingga hijrah. Karena ringkasnya itu banyak yang hafal kitab ini. Sementara itu menurut Habib Abdur Rahman Bassurah, Wakil Rabithah Alawiyyah, Jakarta, Maulid Simthud Durar karena mudah dihafal dengan nazham yang unik dari al Quran, mengandung madad (keagungan) dan sirr (rahasia) pada sebagian kalangan juga untuk memudahkan dan menghafalkan al Quran. Di samping kitab Maulid Simthud Durar, banyak juga karya Habib Ali lainnya yang menyebar terutama nazhamnya.

Namun secara langsung, Habib Ali bin Muhammad Husain Al-Habsyi mengungkap niatnya yang lurus dan meyakini hadirnya Rasulullah SAW di tempat yang dibacakan maulid ini. Beliau mengatakan: “Maulid Simthud Durar yang saya susun ini atas dasar niat yang benar, media yang baru, dan tidak diragukan kembali bahwa sungguh ruh Rasulullah akan hadir saat membacanya". Selain kitab Maulid, Habib Ali bin Muhammad Husain al Habsyi lainnya adalah kitab kumpulan amalan yang berisi wirid, hizb, ratib dan lain-lain, sebagian besar berasal dari al Quran, hadis dan amalan para ulama terkemuka. Demikian juga dengan putra beliau yakni Habib Alwi bin Ali al Habsyi, kitabnya berupa kalam salaf dan catatan perjalanan (Rihlah) semua tercatat memungkinkan pada generasi penerus untuk melestarikan tradisi salaf yang masih otentik. Selain kegiatan di Masjid seperti pembacaan Maulid Simthud-Durar dan Haul Habib Ali bin Muhammad Husein al-Habsyi setiap bulan Maulud, juga ada Khataman Bukhari pada bulan Rajab, Khataman Ar-Ramadhan pada bulan Ramadhan. Sedangkan sehari-hari beliau mengajar di Zawiyah pada tengah hari.

2. Empat wasiat Habib Anis Wasiat Habib Anis adalah empat hal yang penting: “Pertama, kalau engkau ingin mengetahui diriku, lihatlah rumahku dan masjidku. Masjid ini tempat aku beribadah mengabdi kepada Allah. Kedua, Zawiyah. Di situlah aku menggembleng akhlak jama’ah sesuai akhlak Nabi Muhammad SAW. Ketiga, kusediakan buku-buku lengkap di perpustakaan, tempat untuk menuntut ilmu. Dan keempat, aku bangun bangunan megah. Di situ ada pertokoan, karena setiap muslim hendaknya bekerja. Hendaklah ia berusaha untuk mengembangkan dakwah Nabi Muhammad SAW.

Meskipun tidak pernah masuk dalam struktur NU di Solo, namun peranan Habib Anis atas kemajuan NU di wilayah Solo Raya sangatlah besar. Beberapa muridnya bahkan kini menjadi Rais Syuriyah KH A. Baidlowi dan KH Abdul Aziz (Wonogiri), Habib Syekh bin Abdul Qodir Assegaf (Mustasyar PWNU Jawa Tengah 2014-2019. Sekarang A'wan Syuriah PBNU 2022-2027), Habib Alwi bin Ali al Habsyi (MT al Hidayah), Habib Novel bin Muhammad Alaydrus, Habib Soleh al Jufri (Karangpandan, Karanganyar) dll.

3. Jaringan ulama dan Habib Sebagai penerus kekhalifahan (imam) di Masjid Riyadh, Habib Anis meneruskan beerbagai kegiatan yang telah dirintis oleh para pendahulunya. Kegiatan seperti Haul Habib Ali Al-Habsyi, yang awalnya digelar oleh Habib Alwi bin Ali bin Muhammad Husein al Habsyi (ayah Habib Anis) dan kebanyakan tamunya datang dari Pasuruan (Jawa Timur). Selain maulid, acara Khatmul Bukhari, dan Maulid yang terselenggara setiap malam Jumat selalu dihadiri oleh ratusan bahkan puluhan ribu jamaah dari berbagai daerah. Para ulama terkemuka, seperti TG Zaini Abdul Ghani (Guru Sekumpul), Habib Salim bin Ahmad Jindan, KH Abdul Hamid (Pasuruan), Abuya Dimyati, Kiai Siraj, Habib Thohir Abdullah al Kaff (Tegal) dan lainnya, bahkan pernah hadir di Masjid Riyadh untuk mengikuti majelis ilmu yang dipimpin Habib Anis. Relasi ulama kaliber lnternasional yang dibangun Habib Anis semasa hidup seperti Habib Abdul Qadir Ahmad Assegaf (Jedah), Habib Zein bin Smith (Madinah), Habib Umar al Hafidz (Darul Musthofa, Tarim Yaman) dll.

Sebagai seorang ulama, Habib Anis juga pernah berkeinginan untuk menulis kitab. Namun, hingga akhir hayat beliau belum berkesempatan untuk merealisasikannya. “Belum sempat menulis kitab, hanya berencana. tapi kedahuluan dijemput oleh Allah,” tutur Habib Muhammad.

PENUTUP Dua minggu pasca-Lebaran tahun 2006, tepatnya 14 Syawwal 1427 H bersamaan 6 November 2006, Habib Anis Al-Habsyi wafat (68 Tahun). Sontak, kabar tersebut membuat para murid dan pecinta beliau yang tersebar di penjuru dunia, bergegas untuk ikut memberikan penghormatan terakhir kepada sang guru. Kota Solo di hari wafat Habib Anis diserbu puluhan ribu pentakziah. Meskipun Habib Anis bin Alwi bin Ali al Habsyi telah meninggalkan kita, namun kenangan dan penghormatan kepada beliau terus saja mengalir disampaikan oleh para habib atau para muhibbin. Habib Husein Mulachela keponakan Habib Anis mengatakan, pada saat meninggalnya Habib Anis dia dan isterinya tidak mendapatkan tiket pesawat, dan baru keesok harinya datang ke Solo melalui bandara Adi Sumarmo Yogyakarta. Selama semalam menunggu, mereka seperti mencium bau minyak wangi Habib Anis di kamarnya. “Aroma itu saya kenal betul karena Habib Anis membuat minyak wangi sendiri, sehingga aromanya khas.”

Dalam salah satu tausiyah, Habib Jindan bin Novel bin Salim bin Ahmad Jindan mengatakan, “Seperti saat ini kita sedang mengenang seorang manusia yang sangat dimuliakan, yaitu Nabi Muhammad SAW. Kita juga mengenang orang shalih yang telah meningalkan kita pada tanggal 6 Nopember 2006 yaitu guru kita Habib Anis bin Alwi bin Ali Al-Habsyi."

Ketika kita hadir pada saat pemakaman Habib Anis, jenazah yang diangkat tampak seperti pengantin yang sedang diarak ke pelaminannya yang baru. Bagi Habib Anis, kita melihat semasa hidup berjuang untuk berdakwah di masjid Ar-Riyadh dan kini setelah meninggal menempati Riyadhul Janah, taman-taman surga. Ketika takziyah pada pemakaman Habib Anis kita seolah-olah mengarak pengantin menuju Riyadhul Jannah, taman-taman surga Allah. Inilah tempat yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang beriman, bertaqwa dan shalih. Kita sekarang seperti para sahabat Habib Ali Al-Habsyi, penggubah maulid Simthud-Durar yang mengatakan bahwa, keteka mereka hidup di dunia, mereka seolah-olah tidak merasakan hidup di dunia tetapi hidup di surga. Sebab setiap hari diceritakan tentang akhirat, tentang ketentraman bathin di surga. Dan mereka baru menyadari baha mereka hidup di dunia yang penuh cobaan.

Kita selama ini hidup bersama Habib Anis, bertemu dalam majlis maulid, berjumpa dalam kesempatan rauhah dan berbagai kesempatan lainnya. Dalam berbagai kesempatan itu kita mendengar penuturan yang lembut dan menentramkan, sehingga sepertinya kita di surga. Dan kita merasakan bahwa kita hidup di dunia yang fana ketika menyaksikan bahwa beliau meninggal dunia. Namun begitu, kenangan beliau tetap terbayang di mata kita, kecintaan beliau tetap menyelimuti kita.

Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assagaf yang berada di Jeddah bercerita, “Ayahku Habib Ahmad bin Abdur Rahman berkata kepadaku, ‘ya…Abdul Qadir engkau lihat aku, ketahuilah jangan engkau menyimpang dari jalan orang tuamu’”. Ketika Habib Ahmad bin Abdurrahman meninggal dunia, Habib Abdul Kadir tetap menempuh jalan orang tuanya dan dia tidak menyimpang sedikitpun jalan yang telah ditempuh oleh Habib Ahmad bin Abdur Rahman.

Begitu juga Almarhum Habib Anis, tidak sedikitpun menyimpang dari yang ditempuh oleh ayah beliau, Habib Alwi. Hal serupa terjadi pada Habib Alwi , yang tetap menapaki jalan yang ditempuh oleh ayah beliau Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi Dan Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al-Habsyi sama juga menempu jalan orang tua, guru dan teladan beliau hingga sampai Nabi Muhammad SAW”……

Sedangkan Habib Novel bin Muhammad Alaydrus, murid senior sekaligus cucu menantu Habib Anis mengatakan, maqam tinggi yang dimiliki Habib Anis didapatkan bukan karena berandai-andai atau duduk – duduk saja. Semua itu beliau peroleh setelah bertahun-tahun menanamkan cinta kepada Allah SWT, para shalihin dan kepada kaum muslimin umumnya. Semoga beliau dalam kuburnya melihat kehadiran kita di majlis ini, bahwa kita sebagai anak didiknya meneruskan perjuangan dakwahnya. Dalam Al-Qur’an disebutkan, ‘Dan sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam hati mereka rasa kasih sayang’. Artinya kepada orang-orang yang beriman dan beramal salih Allah menanamkan kepada makhluk-makhluk rasa kasih sayang kepadanya, cinta kepadanya, sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW dalam hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari, “Jika Allah mencintai hambanya maka Allah akan memanggil Jibril, menyampaikan bahwa Allah mencintai si Fulan. Mulai saat itu Jibril akan mencintai Fulan, sampai kapanpun. Jibril kemudian memanggil ahli langit untuk menyaksikan bahwa Allah mencintai Fulan. Maka ia memerintahkan mereka semua utuk mencintai Fulan. Dengan begitu para penghuni langit mencintai Fulan. Setelah itu Allah letakkan di atas bumi ini rasa cinta untuk menerima orang yang dicintai Allah tersebut, dapat dekat dengan orang itu.” Dan insya Allah Habib Anis termasuk diantara orang-orang tersebut.”

Kemurahan hatinya kepada golongan ini sukar ditandingi menjadikan beliau dihormati dan disegani ramai. Sungguh tangan beliau senantiasa di atas dengan memberi, tidak sekali-kali beliau jadikan tangannya di bawah meminta-minta. Inilah antara ketinggian akhlak Habib Anis al-Habsyi. Habib Anis di makamkan di Qurbah Gurawan, Pasar Kliwon tepat berada di tengah tiga makam para keturunan Habib Ali, yakni makam Habib Alwi bin Ali Al-Habsyi, dan diapit dua makam lainnya; Habib Anis bin Alwi al-Habsyi dan Habib Ahmad bin Alwi Al-Habsyi. Dari perkawinan dengan Syarifah Syifa Assagaf, Habib Anis dikaruniai enam putera yaitu Habib Ali, Habib Husein, Habib Ahmad, Habib Alwi, Habib Hasan, dan Habib Abdullah. Semua putera beliau tinggal di sekitar Gurawan, Pasar Kliwon, Surakarta.

Nama pertama yang disebut merupakan putera kandung Habib Ali. Habib Alwi hijrah ke Indonesia untuk berdakwah, dan pada akhirnya pada tahun 1355 H ia mendirikan sebuah masjid di Surakarta. Masjid tersebut diberi nama sama dengan masjid yang didirikan oleh ayahnya di Hadhramaut, yakni Masjid Riyadh.

Sedangkan dua nama berikutnya, merupakan putera Habib Alwi atau cucu dari Habib Ali Al-Habsyi. Habib Ahmad lahir ketika ayahnya masih di Hadramaut, lain halnya dengan adiknya, Habib Anis yang lahir di Indonesia. Keduanya meneruskan perjuangan para leluhurnya, sebagai dai. Artinya transmisi baik secara nasab, keilmuan, thariqah serta akhlaq ajaran Nabi Muhammad SAW telah paripurna diemban oleh Habib Anis secara utuh, dimana estafeta khalifah Alawiyyin, dengan menduplikasi ajaran salaf baik sang ayah (Habib Alwi), kakek (Habib Ali bin Muhammad Husain al Habsyi) serta ajaran salafuna sholihun yang mu'tabar dan teguh memegang tradisi Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.

Selain pada acara haul, ketiga makam tersebut setiap harinya hampir tidak pernah sepi dari peziarah. Bahkan, terkadang datang rombongan bus dari luar daerah. Hal yang tidak jauh berbeda dengan makam para Walisongo.(***)

REFERENSI: 

1. Aji Setiawan, Buku Biografi Habib Anis bin Alwi bin Ali bin Muhammad Husain al Habsyi, wikipedia.id, 7 Februari 2022 

2. Ajie Najmudin, Kamis, 27 Mei 2021 Empat Konsep Dakwah Habib Anis. www.nu.or.id

3. Manakib Salaf, Al-Kisah No.23/Tahun IV/ 6-19 November 2006 

4. Habib Anis bin Alwi al Habsyi dan Masyarakat Islam di Surakarta Tahun 1953-2006 

5. Empat Konsep Dakwah Habib Anis Solo, Tim Suara Merdeka, Kamis, 18 November 2021

5.Irma Ayu Karrija Dewi, Dr. Sri Margana, M.Phil. Habib Anis bin Alwi al Habsyi dan Masyarakat Islam di Surakarta Tahun 1953-2006.Tesis , S2 Ilmu Sejarah, Universitas Gajah Mada Yogyakarta. 

6. Habib Jindan bin Novel Salim Jindan, Qul Hadihi Sabily, al Fachriyah 2007. 

7. Ajie Najmuddin, “Tiga Makam Keturunan Pengarang Simtuddurar”, dalam NU Online, www.nu.or.id, diakses tanggal 7 Mei 2017, www.nu.or.id 

8. DR. Ma'san Hamid,"Tradisi Pembaruan Simthud Dhurar Dalam Masyarakat Keturunan Arab di Kawasan Ampel, Surabaya, 2006. 

9. Majalah Risalah, Edisi 69, Tahun X 1438 H/Februari 2007. 

10. Habib Husein Anis al Habsyi, Biografi Habib Anis Al Habsyi,Muallif Simtud Durar, Solo: Pustaka Zawiyah, 2007.

11. KH Jamaludin Achmad, Napak Tilas Aulia’, Jombang: Pustaka Al-Muhibbin PP.Tambak Beras, 2008.

12. Majalah Al-Kisah, No.09/Tahun V/23 April 2007. 13. Eickelman, D.F. dan James Piscatory (ed), Muslim Travellers: Pilgrimage, Migration, and Religious Imagination, London:Routledge, 1990.n

14. Jonge, Huub de, “Pilgrimages and Local Islam on Java”, dalam Studia Islamika, Vol. 5, No. 2, 1998:1-25.

15. Majalah Al-Kisah No.23 / Tahun IV / 6-19 November 2006 

16. Novel Muhammad Alaydrus, Mana Dalilnya I, Seputar Ziarah Kubur, Tawassul, Tahlil, Taman Titian Ilmu, 2006

17. Muhajir Madad Salim, “Dua Menara al-Habsyi Solo”, dalam Ensiklopedi Dunia Pesantren dan Literatur Klasik Ulama Nusantara, www.pesantrenmedia.htm, diakses pada 7 Mei 2017.

18. Rosyid, Nur, “Shalawatan With Habib: A New Transformation of the Relation among the NU Moslem Audience in Indonesia”, dalam Jantra Vol. VII, No. 2, Desember 2012:135-144.

19. Sholihah, Nurus, “ Tradisi Haul Habib Ali al-Habsyi Masyarakat Muslim Muhibbin di Pasar Kliwon Surakarta Tahun 1980-2006”, Skripsi, Ilmu Sejarah, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2009:9-10.

20. Pedoman Kegiatan Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah, UII Yogyakarta, 2001. 

21. Zainul Milal Bizawie, Buku Jejaring Ulama Diponegoro, Compass, 2019. Edited AST/KKP

ajisetiawanst@gmail.com