Rabu, 31 Oktober 2018
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله الحمد لله الصلاة والسلام على سيدنا ومولانا وحبيبنا وشفيعنا محمد رسول الله
وعلى اله وصحابته ومن تبع سنته وجماعته من يومنا هذا إلى يوم النهضة. أما بعد
Minta dukungan , doa restu serta kerjasama,
Saya tidak mungkin akan membuat baliho, stiker atau kalender apalagi bagi-bagi uang, berita hoax, ujaran kebencian serta at ribut lainnya.
Dengan segala kerendahan hati, seraya mengucap:
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Bismillah…..
Insyaallah saya bisa menjadi PILIHAN Anda dan keluarga serta teman atau bisa jadi rekan kerja saudara dalam menyampaikan aspirasi untuk menjadikan Purbalingga Perwira, Mandiri, Damai, Gemah Ripah Loh Jinawi, Toto Tentrem Kertorahajo, dan Makmur yang Baldatun Thoyibatun Warobun Ghofur.
Dan Insyaallah 17 April 2019 nama saya tercetak di Kartu suara DPRD II Kabupaten Purbalingga (pelet warna Hijau) dlm Pemilu 2019 di Kolom nomer 10 PPP nomer urut (01) atas nama AJI SETIAWAN, ST DAPIL 1 ( Bukateja, Purbalingga, Kemangkon).
::::::::::TEGUH BERHIDMAT UNTUK BANGSA DAN NEGARA::::::::
Terimakasih banyak atas atensi dan perhatian dengan forum ini, selamat bekerja dan sukses selalu di manapun berada
شكرا ودمتم في الخير والبركة والنجاح
والله الموفق إلى أقوم الطريق
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Aji Setiawan, ST
081229667400
Selasa, 23 Oktober 2018
FKTNU di Cipawon 21 Oktober 2018
Menapaktilasi Hari Santri Nasional
Oleh: Aji Setiawan, ST
Purbalingga-Minggu pagi itu 21 Oktober 2018, jamaah pengajian rutinan Ahad Pagi Forum Komunikasi Tokoh NU (FKTNU) Bukateja menggelar acara pengajian dengan mengundang empat pembicara yakni KH Basyir Fadlulloh, MPdI, Ustadz Ismanto (Bajong), H Muhtamil, SAg (mewakili Panitia FKTNU) dan KH Abror Mushodiq (Pengasuh Ponpes Darul Abror, Kedungjati-Bukateja-Purbalingga Jawa Tengah).
Acara yang berlangsung di Halaman Masjid Al Barokah, Cipawon , Bukateja berlangsung sangat meriah. Ribuan warga NU tumplek blek berdatangan sejak ba’da Subuh. Jamaah yang memadati baik dalam masjid sampai meluber ke halaman dan jalan raya sekitar masjid Al Barokah masih satu komplek dengan Pondok Pesantren Darusalam, Desa Cipawon yang diasuh oleh KH Abdul Ghofur Arifin, diatur secara rapi sejak dari datang, parkir kendaraan oleh barisan Ansor, Banser NU Bukateja, ada sekitar sampai 2 kilometer kendaaraan terpakir baik roda dua maupun roda empat di sepanjang Jalan Darusalam, Dukuh Kembaran Desa Cipawon, Kec Bukateja, Kabupaten Purbalingga.
Acara yang berlangsung di Halaman Masjid Al Barokah, Cipawon , Bukateja berlangsung sangat meriah. Ribuan warga NU tumplek blek berdatangan sejak ba’da Subuh. Jamaah yang memadati baik dalam masjid sampai meluber ke halaman dan jalan raya sekitar masjid Al Barokah masih satu komplek dengan Pondok Pesantren Darusalam, Desa Cipawon yang diasuh oleh KH Abdul Ghofur Arifin, diatur secara rapi sejak dari datang, parkir kendaraan oleh barisan Ansor, Banser NU Bukateja, ada sekitar sampai 2 kilometer kendaaraan terpakir baik roda dua maupun roda empat di sepanjang Jalan Darusalam, Dukuh Kembaran Desa Cipawon, Kec Bukateja, Kabupaten Purbalingga.
Tabligh akbar Forum Tokoh NU (FKTNU) Bukateja adalah forum pengajian yang berlangsung setiap setengah bulan sekali dan diikuti oleh ribuan jamaah warga nahdliyin. Banyak sekali permintaan dan pesanan dari Mushola dan Masjid di sekitar Bukateja untuk menjadi tuan rumah pengajian. Sudah setahun ini jadwal pengajian terjadwal keliling dan selalu penuh oleh jamaah
Acara dimulai dengan pembacaan Ratib Hadad, berlanjut dengan Tahlill bersama dipimpin Kyai Rojuli berlanjut Ke-Nu-an oleh KH Basyir Basyir Fadlulloh, MPdI yang membahas tentang dalil pelaksanaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Berlanjut dengan pengumuman ke NU an oleh H Muhtamil, SAg.
Dalam kesempatan ketiga, H Muhtamil mengumumkan tentang pengajian mendatang akan berlangsung pada 4 Nopember 2018 di Masjid Darul Mutaqien, desa Penaruban Kec Bukateja, Kab Purbalingga Jawa Tengah. “Pada Konfercab PCNU Purbalingga di Ponpes Al Ikhsan Desa/Kecamatan Karangjambu, Sabtu (13/10) hingga Minggu (14/10), KH Ahmad Muhdzir dari Pagerandong , Mrebet terpilih sebagai ketua Tanfidziyah sementara itu KH Nurkholis Achmadi (Munjul) sebagai Rois Syuriah yang telah dijabat sejak masa bakti sebelumnya,” lanjut H Muhtamil.
Pada kesempatan itu H Muhatamil juga mengumumkan kepada jamaah, bahwa Pilkades akan berlangsung pada 16 Desember 2018 dan berlangsung di 183 desa.Sehingga pengajian FKTNU yang akan berlangsung di desa Majasari diajukan menjadi 9 Desember 2018.
Selepas pembicara ketiga Ustadz Ismanto dari Bajong yang memberikan materi tentang ciri-ciri orang berilmu, dimana orang berilmu itu,”Benar perkataannya (sidqul kalam), menjauhi perkara yang diharamkan Allah SWT dan ketiga, Tawadhu,” jelas Ustadz Ismanto yang menyampaikan orasi dengan penuh ger-geran juga.
Acara dimulai dengan pembacaan Ratib Hadad, berlanjut dengan Tahlill bersama dipimpin Kyai Rojuli berlanjut Ke-Nu-an oleh KH Basyir Basyir Fadlulloh, MPdI yang membahas tentang dalil pelaksanaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Berlanjut dengan pengumuman ke NU an oleh H Muhtamil, SAg.
Dalam kesempatan ketiga, H Muhtamil mengumumkan tentang pengajian mendatang akan berlangsung pada 4 Nopember 2018 di Masjid Darul Mutaqien, desa Penaruban Kec Bukateja, Kab Purbalingga Jawa Tengah. “Pada Konfercab PCNU Purbalingga di Ponpes Al Ikhsan Desa/Kecamatan Karangjambu, Sabtu (13/10) hingga Minggu (14/10), KH Ahmad Muhdzir dari Pagerandong , Mrebet terpilih sebagai ketua Tanfidziyah sementara itu KH Nurkholis Achmadi (Munjul) sebagai Rois Syuriah yang telah dijabat sejak masa bakti sebelumnya,” lanjut H Muhtamil.
Pada kesempatan itu H Muhatamil juga mengumumkan kepada jamaah, bahwa Pilkades akan berlangsung pada 16 Desember 2018 dan berlangsung di 183 desa.Sehingga pengajian FKTNU yang akan berlangsung di desa Majasari diajukan menjadi 9 Desember 2018.
Selepas pembicara ketiga Ustadz Ismanto dari Bajong yang memberikan materi tentang ciri-ciri orang berilmu, dimana orang berilmu itu,”Benar perkataannya (sidqul kalam), menjauhi perkara yang diharamkan Allah SWT dan ketiga, Tawadhu,” jelas Ustadz Ismanto yang menyampaikan orasi dengan penuh ger-geran juga.
Acara FKTNU Bukateja dipungkasi oleh pembicara terakhir, KH Abror Mushodiq. Menapaktilasi Hari Santri Nasional ke 3 pada 22 Oktober 2018 yang jatuh pada hari Senin, (22/10), KH Abror Mushodiq dalam Pengajian Forum Komunikasi Tokoh NU (FKTNU) Kecamatan Bukateja bertanya kepada jamaah yang hadir, ”Santri itu Apa? Apakah dri mulai santri TPQ, santri Madin sampai santri kawak-kawak? (santri tua alias kyai),” sontak pertanyaan KH Abror disambut derai tawa dari jamaah semakin menambang gayeng pengajian pungkas FKTNU Kec Bukateja di beranda Masjid Al Barokah, Dukuh Kembaran, Desa Cipawon, Kec Bukateja, Kab Purbalingga pada Minggu pagi (21/10).
Selain itu, KH Abror menapaktilasi Hari Santri Nasional, yang oleh PWNU Jawa Timur, akan dipusatkan di Sidoarjo (Jatim), adalah mengenang tipologi santri yang ikhlas berjuang, sabar dalam menuntut ilmu. aitu berasal dari kata “santaro”, yang mempunyai jama' (plural) sanaatiir (beberapa santri). Di balik kata santri tersebut yang mempunyai 4 huruf arab (sin, nun, ta', ra' dan ya), seorang ulama’, lain mengimplementasikan kata santri sesuai dengan fungsi manusia, Adapun 4 huruf tersebut yaitu.”Sin. Yang artinya “santri”, itu orang yang berilmu, orang yang mengerti dan layak menjadi panutan,” jelas KH Abror.
Kedua, huruf Nun. Yang berarti “naibul ulama” (wakil dari ulama). “Dalam koridor ajaran Islam dikatakan dalam suatu hadits bahwa : “al ulama warasatul anbiya” (ulama adalah pewaris nabi). Rasulullah SAW adalah pemimpin dari ummat, begitu juga ulama. Peran dan fungsi ulama dalam masyarakat sama halnya dengan rasul, sebagai pengayom atau pelayan ummat dalam segala dimensi.”
Huruf ketiga, Ta’. “Yang artinya “tarku al ma’shi” (meninggalkan kemaksiatan). Dengan dasar yang dimiliki kaum santri, khususnya dalam mempelajari syari’at, kaum santri diharapkan mampu memegang prinsip sekaligus konsisten terhadap pendirian dan nilai-nilai ajaran Islam serta hukum adab yang berlaku di masyarakatnya selagi tidak keluar dari jalur syari’at,” lanjut KH Abror.
Huruf keempat. Ra’ Yang artinya “raisul ummah” (pemimpin ummat). “Manusia selain diberi kehormatan oleh Allah sebagai mahluk yang paling sempurna dibanding yang lain,” tambah KH Abror Mushodiq. Kemuliaan manusia itu ditandai dengan pemberian Nya yang sangat mempunyai makna untuk menguasai dan mengatur apa saja di alam ini, khususnya ummat manusia.
Sementara huruf terakhir Ya, “Yaitu Yaqinul Akhlaq, di mana seorang santri haruslah baik akhlaqnya.Mudah-mudahan kalau lima tafsiran Santri di atas dilaksanakan kita menjadi santri yang sejati, bukan menjadi mantan santri. Menjadi santri dunia sampai dengan akhirat, jangan sampai jadi bekas keyai. Tapi jadi kyai dunia dan akhirat,” harap KH Abror.
Selain itu, KH Abror menapaktilasi Hari Santri Nasional, yang oleh PWNU Jawa Timur, akan dipusatkan di Sidoarjo (Jatim), adalah mengenang tipologi santri yang ikhlas berjuang, sabar dalam menuntut ilmu. aitu berasal dari kata “santaro”, yang mempunyai jama' (plural) sanaatiir (beberapa santri). Di balik kata santri tersebut yang mempunyai 4 huruf arab (sin, nun, ta', ra' dan ya), seorang ulama’, lain mengimplementasikan kata santri sesuai dengan fungsi manusia, Adapun 4 huruf tersebut yaitu.”Sin. Yang artinya “santri”, itu orang yang berilmu, orang yang mengerti dan layak menjadi panutan,” jelas KH Abror.
Kedua, huruf Nun. Yang berarti “naibul ulama” (wakil dari ulama). “Dalam koridor ajaran Islam dikatakan dalam suatu hadits bahwa : “al ulama warasatul anbiya” (ulama adalah pewaris nabi). Rasulullah SAW adalah pemimpin dari ummat, begitu juga ulama. Peran dan fungsi ulama dalam masyarakat sama halnya dengan rasul, sebagai pengayom atau pelayan ummat dalam segala dimensi.”
Huruf ketiga, Ta’. “Yang artinya “tarku al ma’shi” (meninggalkan kemaksiatan). Dengan dasar yang dimiliki kaum santri, khususnya dalam mempelajari syari’at, kaum santri diharapkan mampu memegang prinsip sekaligus konsisten terhadap pendirian dan nilai-nilai ajaran Islam serta hukum adab yang berlaku di masyarakatnya selagi tidak keluar dari jalur syari’at,” lanjut KH Abror.
Huruf keempat. Ra’ Yang artinya “raisul ummah” (pemimpin ummat). “Manusia selain diberi kehormatan oleh Allah sebagai mahluk yang paling sempurna dibanding yang lain,” tambah KH Abror Mushodiq. Kemuliaan manusia itu ditandai dengan pemberian Nya yang sangat mempunyai makna untuk menguasai dan mengatur apa saja di alam ini, khususnya ummat manusia.
Sementara huruf terakhir Ya, “Yaitu Yaqinul Akhlaq, di mana seorang santri haruslah baik akhlaqnya.Mudah-mudahan kalau lima tafsiran Santri di atas dilaksanakan kita menjadi santri yang sejati, bukan menjadi mantan santri. Menjadi santri dunia sampai dengan akhirat, jangan sampai jadi bekas keyai. Tapi jadi kyai dunia dan akhirat,” harap KH Abror.
Sebagai ulama, lanjut KH Abror, mempunyai tugas mulia yakni sebagai penolong tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat kelak dengan mengikuti jejak para guru, sampai Kanjeng Rasulullah SAW. “Jangan sampai tidak hadir pengajian Ahad Pagi, karena semua akan diganti dan dilipatgandakan pahala -Nya oleh Allah SWT,” pungkas KH Abror Mushodiq berlanjut dengan doa penutup pengajian serta saling bersalaman antar jamaah.(***) ajie
Jumat, 12 Oktober 2018
Hikmah Republika
REPUBLIKA.CO.ID,OLEH: AJI SETIAWAN
Musibah datang silih berganti di berbagai daerah di negeri kita.Masih teringat tsunami Aceh dan gempa bumi Padang. Yang terbaru, belum selesai bencana gempa bumi di Lombok, muncul lagi gempa bumi di Palu, Sulawesi Tengah, yang membawa korban jiwa maupun harta benda yang tak terkira. Tidak ada yang lebih patut untuk dilakukan selain menjadikan semua kejadian alam ini sebagai bahan untuk mengevaluasi diri dalam hubungan dengan Sang Pencipta dan dengan sesama manusia.
Bagi mereka yang telah atau sedang mengalami keadaan tersebut,
juga bagi siapa saja yang tidak ingin mengalaminya, tak ada jalan lain
kecuali segera bertobat, memohon ampunan dan perlindungan kepada Allah
SWT karena Dia-lah yang menentukan se gala kejadian dan peristiwa di
dunia ini.
Tobat, menurut Syekh Nawawi al- Bantani dalam kitab Tanqih al-Qaul al Hadits, adalah berpaling dari sesuatu yang tercela menurut syara' kepada sesuatu yang terpuji karena mengetahui bahwa dosa-dosa dan maksiat adalah sesuatu yang membinasakan dan menjauhkan diri dari Allah dan surga-Nya, sedangkan meninggalkannya akan mendekatkan diri kepada Allah dan surga-Nya.
Rasulullah SAW bersabda, Penyesalan adalah tobat, dan orang yang bertobat dari dosa bagaikan orang yang tidak memiliki dosa. (HR ath-Thabarani dan Abu Nu'aim dari Ibnu Sa'id al-Anshari).
Hadis lain yang diriwayatkan Baihaqi dan Ibnu Asakir menyebutkan, orang yang memohon ampun dari dosa tetapi tetap saja melakukan perbuatan dosa itu seperti orang yang mengejek tuhannya.
Tobat, menurut al-Hasan RA, memiliki empat penyangga. Pertama, memohon ampun dengan lisan. Kedua, menyesal di dalam hati. Ketiga, meninggalkan perbuatan-perbuatan dosa dengan anggota-anggota tubuh.Keempat, bertekad di dalam hati untuk tidak mengulangi.
Para ulama juga menjelaskan, tobatnya orang-orang awam adalah bertobat dari dosa-dosa. Tobatnya orang-orang khowash(orang-orang khusus) adalah bertobat dari kelalaian hati. Kemudian, tobatnya khawashul khawash (orang-orang yang sangat khusus) adalah bertobat dari mengingat sesuatu selain Allah SWT.
"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan orang- orang yang menyucikan diri.(QS al- Baqarah: 222). Dalam Alquran surah al-Muzzammil ayat 20, "Dan me mo hon ampunlah kalian kepada Allah.Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Rasulullah SAW juga menjelaskan, "Tidak ada sesuatu yang lebih Allah sukai dibandingkan seorang pemuda yang bertobat, dan tidak ada sesuatu yang lebih Allah murkai daripada seorang tua yang masih terus melakukan perbuatan maksiatnya. (HR Abu al-Muzhaffar dari Salman al-Farisi).
Karena pentingnya tobat dan memohon ampun, Nabi Muhammad SAW, selain menyuruh umatnya untuk bertobat, juga melakukannya sebagai contoh bagi umatnya. Beliau menyatakan, "Bertobatlah kalian kepada Allah. Sesungguhnya aku bertobat kepada-Nya setiap hari seratus kali."(HR Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar).
Jika Rasulullah saja yang tidak memiliki dosa senantiasa demikian, bagaimana dengan kita yang setiap hari tak pernah luput dari dosa?Berapa kalikah kita harus bertobat setiap hari? Yang jelas, makin banyak beristighfar tentu makin baik.
Nabi juga berpesan agar kita tidak putus asa dalam bertobat. Bertobat dan memohon ampun juga memudahkan rezeki, sebagaimana disebutkan dalam hadis, "Banyak memohon ampun dapat menarik (mendatangkan rezeki)."
Dalam Alquran, Allah SWT berfirman, "Mohonlah ampunan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan kepadamu hujan dengan lebat dan memperbanyakkan harta dan anak- anakmu, dan mengadakan untuk mu kebun-kebun dan mengadakan pula di dalamnya untukmu sungai-sungai."(QS Nuh: 10-12).
Dengan menundukkan hati, mari kita berdoa kepada Allah SWT, (Allohumma Ya Kafiyal bala ikfinal bala qobla nuzulihii minas samai, ya Allah)."Ya Allah, wahai Zat Yang mampu menolak segala bencana, peliharalah kami dari segala bencana sebelum ia turun dari langit, ya Allah."(*****)
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/18/10/11/pgfi8b313-ampunan-allah-swt#
Musibah datang silih berganti di berbagai daerah di negeri kita.Masih teringat tsunami Aceh dan gempa bumi Padang. Yang terbaru, belum selesai bencana gempa bumi di Lombok, muncul lagi gempa bumi di Palu, Sulawesi Tengah, yang membawa korban jiwa maupun harta benda yang tak terkira. Tidak ada yang lebih patut untuk dilakukan selain menjadikan semua kejadian alam ini sebagai bahan untuk mengevaluasi diri dalam hubungan dengan Sang Pencipta dan dengan sesama manusia.
Tobat, menurut Syekh Nawawi al- Bantani dalam kitab Tanqih al-Qaul al Hadits, adalah berpaling dari sesuatu yang tercela menurut syara' kepada sesuatu yang terpuji karena mengetahui bahwa dosa-dosa dan maksiat adalah sesuatu yang membinasakan dan menjauhkan diri dari Allah dan surga-Nya, sedangkan meninggalkannya akan mendekatkan diri kepada Allah dan surga-Nya.
Rasulullah SAW bersabda, Penyesalan adalah tobat, dan orang yang bertobat dari dosa bagaikan orang yang tidak memiliki dosa. (HR ath-Thabarani dan Abu Nu'aim dari Ibnu Sa'id al-Anshari).
Hadis lain yang diriwayatkan Baihaqi dan Ibnu Asakir menyebutkan, orang yang memohon ampun dari dosa tetapi tetap saja melakukan perbuatan dosa itu seperti orang yang mengejek tuhannya.
Tobat, menurut al-Hasan RA, memiliki empat penyangga. Pertama, memohon ampun dengan lisan. Kedua, menyesal di dalam hati. Ketiga, meninggalkan perbuatan-perbuatan dosa dengan anggota-anggota tubuh.Keempat, bertekad di dalam hati untuk tidak mengulangi.
Para ulama juga menjelaskan, tobatnya orang-orang awam adalah bertobat dari dosa-dosa. Tobatnya orang-orang khowash(orang-orang khusus) adalah bertobat dari kelalaian hati. Kemudian, tobatnya khawashul khawash (orang-orang yang sangat khusus) adalah bertobat dari mengingat sesuatu selain Allah SWT.
"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertobat dan orang- orang yang menyucikan diri.(QS al- Baqarah: 222). Dalam Alquran surah al-Muzzammil ayat 20, "Dan me mo hon ampunlah kalian kepada Allah.Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
Rasulullah SAW juga menjelaskan, "Tidak ada sesuatu yang lebih Allah sukai dibandingkan seorang pemuda yang bertobat, dan tidak ada sesuatu yang lebih Allah murkai daripada seorang tua yang masih terus melakukan perbuatan maksiatnya. (HR Abu al-Muzhaffar dari Salman al-Farisi).
Karena pentingnya tobat dan memohon ampun, Nabi Muhammad SAW, selain menyuruh umatnya untuk bertobat, juga melakukannya sebagai contoh bagi umatnya. Beliau menyatakan, "Bertobatlah kalian kepada Allah. Sesungguhnya aku bertobat kepada-Nya setiap hari seratus kali."(HR Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar).
Jika Rasulullah saja yang tidak memiliki dosa senantiasa demikian, bagaimana dengan kita yang setiap hari tak pernah luput dari dosa?Berapa kalikah kita harus bertobat setiap hari? Yang jelas, makin banyak beristighfar tentu makin baik.
Nabi juga berpesan agar kita tidak putus asa dalam bertobat. Bertobat dan memohon ampun juga memudahkan rezeki, sebagaimana disebutkan dalam hadis, "Banyak memohon ampun dapat menarik (mendatangkan rezeki)."
Dalam Alquran, Allah SWT berfirman, "Mohonlah ampunan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan kepadamu hujan dengan lebat dan memperbanyakkan harta dan anak- anakmu, dan mengadakan untuk mu kebun-kebun dan mengadakan pula di dalamnya untukmu sungai-sungai."(QS Nuh: 10-12).
Dengan menundukkan hati, mari kita berdoa kepada Allah SWT, (Allohumma Ya Kafiyal bala ikfinal bala qobla nuzulihii minas samai, ya Allah)."Ya Allah, wahai Zat Yang mampu menolak segala bencana, peliharalah kami dari segala bencana sebelum ia turun dari langit, ya Allah."(*****)
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/18/10/11/pgfi8b313-ampunan-allah-swt#
Rabu, 10 Oktober 2018
Mohon Doa Restu dan Dukungan Kompanye
Assalamu’alikum Warohmatullohi Wabarokatuh
Dengan segala kerendahan hati, seraya mengucap:
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
Bismillah…..
Insyaallah saya bisa menjadi PILIHAN Anda dan keluarga dalam menyampaikan aspirasi untuk menjadikan Purbalingga Perwira, Mandiri, Damai yang Baldatun Thoyibatun Warobun Ghofur.
Insyaallah saya bisa menjadi PILIHAN Anda dan keluarga dalam menyampaikan aspirasi untuk menjadikan Purbalingga Perwira, Mandiri, Damai yang Baldatun Thoyibatun Warobun Ghofur.
Dan Insyaallah 17 April 2019 nama saya tercetak di Kartu suara DPRD II Kabupaten Purbalingga dlm Pemilu 2019 di Kolom nomer 10 PPP nomer urut (01) atas nama AJI SETIAWAN, ST DAPIL 1 ( Bukateja, Purbalingga, Kemangkon).
:::::::::::::::::::::::::::::: TEGUH BERHIDMAT UNTUK BANGSA DAN NEGARA::::::::::::::::::::
Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
AJI SETIAWAN, ST
Langganan:
Postingan (Atom)