Menapaktilasi Hari Santri Nasional
Oleh: Aji Setiawan, ST
Purbalingga-Minggu pagi itu 21 Oktober 2018, jamaah pengajian rutinan Ahad Pagi Forum Komunikasi Tokoh NU (FKTNU) Bukateja menggelar acara pengajian dengan mengundang empat pembicara yakni KH Basyir Fadlulloh, MPdI, Ustadz Ismanto (Bajong), H Muhtamil, SAg (mewakili Panitia FKTNU) dan KH Abror Mushodiq (Pengasuh Ponpes Darul Abror, Kedungjati-Bukateja-Purbalingga Jawa Tengah).
Acara yang berlangsung di Halaman Masjid Al Barokah, Cipawon , Bukateja berlangsung sangat meriah. Ribuan warga NU tumplek blek berdatangan sejak ba’da Subuh. Jamaah yang memadati baik dalam masjid sampai meluber ke halaman dan jalan raya sekitar masjid Al Barokah masih satu komplek dengan Pondok Pesantren Darusalam, Desa Cipawon yang diasuh oleh KH Abdul Ghofur Arifin, diatur secara rapi sejak dari datang, parkir kendaraan oleh barisan Ansor, Banser NU Bukateja, ada sekitar sampai 2 kilometer kendaaraan terpakir baik roda dua maupun roda empat di sepanjang Jalan Darusalam, Dukuh Kembaran Desa Cipawon, Kec Bukateja, Kabupaten Purbalingga.
Acara yang berlangsung di Halaman Masjid Al Barokah, Cipawon , Bukateja berlangsung sangat meriah. Ribuan warga NU tumplek blek berdatangan sejak ba’da Subuh. Jamaah yang memadati baik dalam masjid sampai meluber ke halaman dan jalan raya sekitar masjid Al Barokah masih satu komplek dengan Pondok Pesantren Darusalam, Desa Cipawon yang diasuh oleh KH Abdul Ghofur Arifin, diatur secara rapi sejak dari datang, parkir kendaraan oleh barisan Ansor, Banser NU Bukateja, ada sekitar sampai 2 kilometer kendaaraan terpakir baik roda dua maupun roda empat di sepanjang Jalan Darusalam, Dukuh Kembaran Desa Cipawon, Kec Bukateja, Kabupaten Purbalingga.
Tabligh akbar Forum Tokoh NU (FKTNU) Bukateja adalah forum pengajian yang berlangsung setiap setengah bulan sekali dan diikuti oleh ribuan jamaah warga nahdliyin. Banyak sekali permintaan dan pesanan dari Mushola dan Masjid di sekitar Bukateja untuk menjadi tuan rumah pengajian. Sudah setahun ini jadwal pengajian terjadwal keliling dan selalu penuh oleh jamaah
Acara dimulai dengan pembacaan Ratib Hadad, berlanjut dengan Tahlill bersama dipimpin Kyai Rojuli berlanjut Ke-Nu-an oleh KH Basyir Basyir Fadlulloh, MPdI yang membahas tentang dalil pelaksanaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Berlanjut dengan pengumuman ke NU an oleh H Muhtamil, SAg.
Dalam kesempatan ketiga, H Muhtamil mengumumkan tentang pengajian mendatang akan berlangsung pada 4 Nopember 2018 di Masjid Darul Mutaqien, desa Penaruban Kec Bukateja, Kab Purbalingga Jawa Tengah. “Pada Konfercab PCNU Purbalingga di Ponpes Al Ikhsan Desa/Kecamatan Karangjambu, Sabtu (13/10) hingga Minggu (14/10), KH Ahmad Muhdzir dari Pagerandong , Mrebet terpilih sebagai ketua Tanfidziyah sementara itu KH Nurkholis Achmadi (Munjul) sebagai Rois Syuriah yang telah dijabat sejak masa bakti sebelumnya,” lanjut H Muhtamil.
Pada kesempatan itu H Muhatamil juga mengumumkan kepada jamaah, bahwa Pilkades akan berlangsung pada 16 Desember 2018 dan berlangsung di 183 desa.Sehingga pengajian FKTNU yang akan berlangsung di desa Majasari diajukan menjadi 9 Desember 2018.
Selepas pembicara ketiga Ustadz Ismanto dari Bajong yang memberikan materi tentang ciri-ciri orang berilmu, dimana orang berilmu itu,”Benar perkataannya (sidqul kalam), menjauhi perkara yang diharamkan Allah SWT dan ketiga, Tawadhu,” jelas Ustadz Ismanto yang menyampaikan orasi dengan penuh ger-geran juga.
Acara dimulai dengan pembacaan Ratib Hadad, berlanjut dengan Tahlill bersama dipimpin Kyai Rojuli berlanjut Ke-Nu-an oleh KH Basyir Basyir Fadlulloh, MPdI yang membahas tentang dalil pelaksanaan Maulid Nabi Muhammad SAW. Berlanjut dengan pengumuman ke NU an oleh H Muhtamil, SAg.
Dalam kesempatan ketiga, H Muhtamil mengumumkan tentang pengajian mendatang akan berlangsung pada 4 Nopember 2018 di Masjid Darul Mutaqien, desa Penaruban Kec Bukateja, Kab Purbalingga Jawa Tengah. “Pada Konfercab PCNU Purbalingga di Ponpes Al Ikhsan Desa/Kecamatan Karangjambu, Sabtu (13/10) hingga Minggu (14/10), KH Ahmad Muhdzir dari Pagerandong , Mrebet terpilih sebagai ketua Tanfidziyah sementara itu KH Nurkholis Achmadi (Munjul) sebagai Rois Syuriah yang telah dijabat sejak masa bakti sebelumnya,” lanjut H Muhtamil.
Pada kesempatan itu H Muhatamil juga mengumumkan kepada jamaah, bahwa Pilkades akan berlangsung pada 16 Desember 2018 dan berlangsung di 183 desa.Sehingga pengajian FKTNU yang akan berlangsung di desa Majasari diajukan menjadi 9 Desember 2018.
Selepas pembicara ketiga Ustadz Ismanto dari Bajong yang memberikan materi tentang ciri-ciri orang berilmu, dimana orang berilmu itu,”Benar perkataannya (sidqul kalam), menjauhi perkara yang diharamkan Allah SWT dan ketiga, Tawadhu,” jelas Ustadz Ismanto yang menyampaikan orasi dengan penuh ger-geran juga.
Acara FKTNU Bukateja dipungkasi oleh pembicara terakhir, KH Abror Mushodiq. Menapaktilasi Hari Santri Nasional ke 3 pada 22 Oktober 2018 yang jatuh pada hari Senin, (22/10), KH Abror Mushodiq dalam Pengajian Forum Komunikasi Tokoh NU (FKTNU) Kecamatan Bukateja bertanya kepada jamaah yang hadir, ”Santri itu Apa? Apakah dri mulai santri TPQ, santri Madin sampai santri kawak-kawak? (santri tua alias kyai),” sontak pertanyaan KH Abror disambut derai tawa dari jamaah semakin menambang gayeng pengajian pungkas FKTNU Kec Bukateja di beranda Masjid Al Barokah, Dukuh Kembaran, Desa Cipawon, Kec Bukateja, Kab Purbalingga pada Minggu pagi (21/10).
Selain itu, KH Abror menapaktilasi Hari Santri Nasional, yang oleh PWNU Jawa Timur, akan dipusatkan di Sidoarjo (Jatim), adalah mengenang tipologi santri yang ikhlas berjuang, sabar dalam menuntut ilmu. aitu berasal dari kata “santaro”, yang mempunyai jama' (plural) sanaatiir (beberapa santri). Di balik kata santri tersebut yang mempunyai 4 huruf arab (sin, nun, ta', ra' dan ya), seorang ulama’, lain mengimplementasikan kata santri sesuai dengan fungsi manusia, Adapun 4 huruf tersebut yaitu.”Sin. Yang artinya “santri”, itu orang yang berilmu, orang yang mengerti dan layak menjadi panutan,” jelas KH Abror.
Kedua, huruf Nun. Yang berarti “naibul ulama” (wakil dari ulama). “Dalam koridor ajaran Islam dikatakan dalam suatu hadits bahwa : “al ulama warasatul anbiya” (ulama adalah pewaris nabi). Rasulullah SAW adalah pemimpin dari ummat, begitu juga ulama. Peran dan fungsi ulama dalam masyarakat sama halnya dengan rasul, sebagai pengayom atau pelayan ummat dalam segala dimensi.”
Huruf ketiga, Ta’. “Yang artinya “tarku al ma’shi” (meninggalkan kemaksiatan). Dengan dasar yang dimiliki kaum santri, khususnya dalam mempelajari syari’at, kaum santri diharapkan mampu memegang prinsip sekaligus konsisten terhadap pendirian dan nilai-nilai ajaran Islam serta hukum adab yang berlaku di masyarakatnya selagi tidak keluar dari jalur syari’at,” lanjut KH Abror.
Huruf keempat. Ra’ Yang artinya “raisul ummah” (pemimpin ummat). “Manusia selain diberi kehormatan oleh Allah sebagai mahluk yang paling sempurna dibanding yang lain,” tambah KH Abror Mushodiq. Kemuliaan manusia itu ditandai dengan pemberian Nya yang sangat mempunyai makna untuk menguasai dan mengatur apa saja di alam ini, khususnya ummat manusia.
Sementara huruf terakhir Ya, “Yaitu Yaqinul Akhlaq, di mana seorang santri haruslah baik akhlaqnya.Mudah-mudahan kalau lima tafsiran Santri di atas dilaksanakan kita menjadi santri yang sejati, bukan menjadi mantan santri. Menjadi santri dunia sampai dengan akhirat, jangan sampai jadi bekas keyai. Tapi jadi kyai dunia dan akhirat,” harap KH Abror.
Selain itu, KH Abror menapaktilasi Hari Santri Nasional, yang oleh PWNU Jawa Timur, akan dipusatkan di Sidoarjo (Jatim), adalah mengenang tipologi santri yang ikhlas berjuang, sabar dalam menuntut ilmu. aitu berasal dari kata “santaro”, yang mempunyai jama' (plural) sanaatiir (beberapa santri). Di balik kata santri tersebut yang mempunyai 4 huruf arab (sin, nun, ta', ra' dan ya), seorang ulama’, lain mengimplementasikan kata santri sesuai dengan fungsi manusia, Adapun 4 huruf tersebut yaitu.”Sin. Yang artinya “santri”, itu orang yang berilmu, orang yang mengerti dan layak menjadi panutan,” jelas KH Abror.
Kedua, huruf Nun. Yang berarti “naibul ulama” (wakil dari ulama). “Dalam koridor ajaran Islam dikatakan dalam suatu hadits bahwa : “al ulama warasatul anbiya” (ulama adalah pewaris nabi). Rasulullah SAW adalah pemimpin dari ummat, begitu juga ulama. Peran dan fungsi ulama dalam masyarakat sama halnya dengan rasul, sebagai pengayom atau pelayan ummat dalam segala dimensi.”
Huruf ketiga, Ta’. “Yang artinya “tarku al ma’shi” (meninggalkan kemaksiatan). Dengan dasar yang dimiliki kaum santri, khususnya dalam mempelajari syari’at, kaum santri diharapkan mampu memegang prinsip sekaligus konsisten terhadap pendirian dan nilai-nilai ajaran Islam serta hukum adab yang berlaku di masyarakatnya selagi tidak keluar dari jalur syari’at,” lanjut KH Abror.
Huruf keempat. Ra’ Yang artinya “raisul ummah” (pemimpin ummat). “Manusia selain diberi kehormatan oleh Allah sebagai mahluk yang paling sempurna dibanding yang lain,” tambah KH Abror Mushodiq. Kemuliaan manusia itu ditandai dengan pemberian Nya yang sangat mempunyai makna untuk menguasai dan mengatur apa saja di alam ini, khususnya ummat manusia.
Sementara huruf terakhir Ya, “Yaitu Yaqinul Akhlaq, di mana seorang santri haruslah baik akhlaqnya.Mudah-mudahan kalau lima tafsiran Santri di atas dilaksanakan kita menjadi santri yang sejati, bukan menjadi mantan santri. Menjadi santri dunia sampai dengan akhirat, jangan sampai jadi bekas keyai. Tapi jadi kyai dunia dan akhirat,” harap KH Abror.
Sebagai ulama, lanjut KH Abror, mempunyai tugas mulia yakni sebagai penolong tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat kelak dengan mengikuti jejak para guru, sampai Kanjeng Rasulullah SAW. “Jangan sampai tidak hadir pengajian Ahad Pagi, karena semua akan diganti dan dilipatgandakan pahala -Nya oleh Allah SWT,” pungkas KH Abror Mushodiq berlanjut dengan doa penutup pengajian serta saling bersalaman antar jamaah.(***) ajie
Tidak ada komentar:
Posting Komentar